[Wawancara Niki Setiawan] Kaukah Itu, Pythagoras?

Seperempat abad berarti dua puluh lima tahun. Ini fakta, sebuah ilmu pasti yang tak bisa diganggu gugat. Sangat beralasan, mengingat satu abad merupakan sebutan untuk jangka waktu seratus tahun. Jauh sesudah konsep abad ini digunakan umat manusia, terlahirlah dia dengan nama Niki Setiawan. Usianya telah menginjak 25, atau dengan kata lain seperempat abad. Habitatnya di Pesbuk, yaitu satu jejaring sosial berpopulasikan orang-orang menyenangkan. Pun para bajingan.

Sengaja saya install aplikasi WhatsApp agar bisa berinteraksi dan masuk ke dalam dimensi orang ini. Apakah pemilik blog Cocolatos ini termasuk orang menyenangkan, ataukah sebaliknya? Mari kita sama-sama hakimi, ceesku.

 TENTANG WUDU DAN IDENTITAS BURAM 

Son: Anda siapa?

Niki: Kan ada namanya. Baca dong.

Son: Baiklah, saya harus manggil Anda apa?

Niki: Agia.

Son: Fantastis! Nama yang sungguh brilian. Biasanya pemilik nama Agia itu orangnya cerdas dan rupawan.

Niki: Kalo gitu tolong jawab, sejak kapan mutiara bisa berkata?

Son: Saya tangkap alasan Anda menanyakan ini pasti berkenaan dengan istilah kata mutiara, betul?

Niki: Iya.

Son: Maaf saya gak tahu, Bang.

Niki: Berarti yang namanya Agia belum tentu cerdas.

Son: Saya nyerah. Bisa kita lanjut? Kalau boleh tahu, apa kegiatan Anda sehari-sehari?

Niki: Bernapas, beribadah dan berdoa.

Son: Pacaran enggak termasuk? Biasanya kan di Pesbuk Anda suka pamer punya pacar ke saya.

Niki: Enggak. Karena pacaran bukan ibadah, melainkan maksiat. Kecuali Anda sudah nikah.

Son: Tapi punya pacar?

Niki: Punya.

Sekilas info, sejak kecil saya dibesarkan di lingkungan yang terbilang cukup keras, yakni di Kecamatan Rancaekek, Kota Bandung. Di tempat ini, saya telah mempelajari 74 kosakata kasar yang diperuntukan bagi orang-orang berengsek. Meski orangtua saya tidak pernah senang setiap kali saya bertutur kasar, tapi mohon izinkanlah untuk saat ini . . .

Son: Anjing emang Niki.

Niki: Saya gak punya anjing. Ambil air wudu sana. Perbanyak doa.

Son: Anda asalnya dari mana? Benarkah di Tangerang?

Niki: Betul. Anda sendiri dari mana?

Son: Tempat tinggal saya gak kehitung, Bang. Fisik beserta batin saya tercecer di banyak area. Anggota badan saya ada di Bandung, namun pikiran saya ada di tengah-tengah hubungan orang lain; perasaan saya dimiliki dan dikunci oleh seseorang. Sementara air mata, walaupun keluar dari bola mata saya sendiri, tapi sebetulnya ini diciptakan oleh dia, Bang. Oleh makhluk bernama perempuan. Wassalamualaikum . . .

Niki: Sudah, sudah. Kalo lelah istirahat aja.

Son: Ah iya, satu lagi. Hati saya hancur. Berserakan. Berhamburan. Kayak jeroannya binatang.

Niki: Aku yakin kamu bisa hadapi cobaan ini.

Son: Amin, Bang Niki. Makasih ya.

Niki: Santai, Son.

 TENTANG REINKARNASI 

Son: Coba dong, ceritakan sekilas mengenai diri Anda. Supaya orang-orang tahu dan punya gambaran siapa sebenarnya Niki Setiawan.

Niki: Hmmm apa, ya. Saya cowok asal Tangerang. Makanan favorit saya yang penting enak dimakan. Dan saya cenderung menyukai cewek dari kalangan manusia, Kang.

Son: Cukup informatif. Oiya Bang Niki, apakah Anda percaya reinkarnasi?

Niki: Enggak. Setiap manusia yang meninggalkan dunia ini akan berada di alam kubur sampai dibangkitkan lagi ke alam barzah. Selanjutnya manusia berkumpul di padang mahsyar untuk ditentukan tempat abadinya.

Son: Bolehkah saya tanya, sadarkah Anda dengan perkataan barusan?

Niki: Tidak. Hahaha.

Son: Ha ha ha.

Niki: Malem ini ada siaran bola gak?

Son: Ada, Manchester City lawan Tottenham.

 TENTANG BLOG DAN CARA DIA BERKOMENTAR 

Son: Jadi gini, Bang Niki. Anda blogger, kan?

Niki: Ya. Situ kan sering komen. Gimana sih. Hal yang Anda sudah tau tidak perlu ditanyakan lagi.

Son: Oh iya, maaf. Sejak kapan punya blog?

Niki: Sejak daftar di blogger.com.

Son: Ha ha! Uninstall  Whatsapp ah…

Niki: Silakan, hak Anda.

Son: Di kalangan blogger, Anda dikenal suka berkomentar dengan tidak jelas di postingan orang lain. Why?

Niki: Gak tau, saya juga bingung kenapa berkomentar seperti itu. Hmmm sudah, jangan dipikirkan.

Son: Setahu saya Bang Niki rajin banget blogwalking. Bahkan gak jarang saya ngelihat Bang Niki jadi komentator pertama di postingan orang lain, termasuk postingan blog saya. Yang jadi pertanyaan, Anda selalu mengecek dashboard setiap saat, ya?

Niki: Bukan, saya ngeceknya di Google Plus. Tapi kagak setiap saat juga, Son. Paling pagi-pagi. Siangnya kan kerja, malemnya pacaran.

Masya Allah sombong banget.

Son: Ngomong-ngomong, pasti banyak yang penasaran nih. Bang Niki ini kan suka nulis komentar yang aneh-aneh dan gak nyambung. Saya sering nemu orang yang mencak-mencak kalo tulisannya dirusuhin, dikomentarin pendek, dikomentarin gak nyambung dan sebagainya. Nah saya mau nanya, apa Bang Niki suka baca postingan orang sampe beres?

Niki: Ya pasti dong.

Son: Punya blogger favorit?

Niki: Son Agia sama Reyhan Ismail, Kang.

Son: Aku tersanjung gitu lho. Alasannya?

Niki: Asik orangnya. Kalo Akang siapa favoritnya?

Son: Saya? Semua blogger saya suka, kecuali Niki Setiawan sama Reyhan Ismail.

 TENTANG MUSIK DAN ADUL 

Niki: Demen band apa, Son? Hari Hijau ya?

Son: Iya, Green Day. Kok tahu?

Niki: Karena kamu sudah menghijaukan hatiku, Kang.

Son: Najis goblay.

Niki: Lagu Hari Hijau yang Akang suka apa aja?

Son: Semuanya, Bang. Tapi kalo disuruh milih satu, kayaknya Basket Case.

Niki: Saya suka 21 Guns. Liriknya bagus.

Son: Itu juga mantep. Coba saya tanya, lagu tentang apa itu?

Niki: Gak tau.

Son: Tai.

Niki: Saya sih suka Kangen Band sama ST12. Soalnya vokalis mereka dari klan Uchiha.

Niki: Enggak doyan lagu-lagu dalam negeri, Kang?

Son: Ya doyan dong. Favorit saya Sheila on 7 sama Iwan Fals.

Niki: Suka lagu SO7 yang mana?

Son: Pemuja Rahasia; Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki; Itu Aku. Dan menurut saya video klip Pemuja Rahasia itu video klip terbaik sepanjang masa. Bang Niki pernah tonton?

Niki: Ya, yang si Adul jadi modelnya.

Son: Anjis, bener-bener keren. Di situ Adul berperan jadi ketua geng. Geng anak-anak kecil. Opening-nya dahsyat banget, mirip adegan Crows Zero. Apalagi pas adegan Duta nyamperin si Adul yang lagi ngelamun sendirian, anjing itu gak ada duanya, cees! Di video klip itu kita belajar dan memahami bahwa sepreman-premannya cowok, dia tetep cowok. Dia gak berdaya ketika berhadapan dengan cewek yang dia suka. Status preman-nya gak berarti apa-apa. Dan Anda tahu apa yang ironis?

Niki: Apaan.

Son: Kemarin saya liat di infotainment, Jessica Mila sekarang pacaran sama cowok yang muka dan tingkahnya mirip Alien Resurrection 3 dan layak dikencingin. Saya heran, kenapa begitu mudahnya dia berpaling dari Adul? Walaupun cuma sebatas pemuja rahasia, tapi cinta si Adul ke dia sangat tulus anjis.

Niki: Sabar, Kang. Besok kita teror cowoknya si Jessica itu.

 TENTANG KEMUNDURAN SEORANG NIKI 

Son: Mau nanya nih. Dari sekian banyak lagu, video klip, film maupun buku yang sudah dikonsumsi, adakah yang mewakili perasaan Anda? Yang membuat Anda berkata “Ya ampun gue banget ini!”

Niki: Kalo lagu sih ada. Terutama lagu-lagu Peterpan kayak Membebaniku; Langit Tak Mendengar; Di Belakangku. Lagu-lagu itu jadi wakil perasaan beban saya selama jadi pengangguran, Kang. Udah ngelamar sekolah sana-sini, gak dapet-dapet. Sekalinya dapet, eh sekolahnya sialan banget.

Ada yang gak beres di sini, cees. Saya mencium aroma kejanggalan. Pertama, kok tumben jawaban dia panjang. Kedua, baru kali ini dia ngomong kasar ("sialan"). Dan yang ketiga, masih sebatas dugaan.

Son: Bentar, saya potong dulu. Maksudnya ngelamar jadi guru?

Niki: Iya, Kang. Tapi alhamdulillah sekarang ngajar di Bimbel. Ya, sambil nyari-nyari sekolah lagi.

Sudah kuduga.

Son: Sialan gimana emang sekolahnya?

Niki: Di sana ngajarnya gak linear, Kang. Jadi guru-guru asal dimasukin ke kelas aja. Saya cuma sebulan ngajar di sana. Guru-guru yang lain juga pada berhenti. Khususnya yang muda.

Tahan, tahan.

Son: Hmm begitu. Sekarang ngajar di Bimbel, ya? Mata pelajaran apa tuh?

Niki: MTK.

Son: MTK apa? Matematika maksudnya?

Niki: Iya.

Tahan, Son...

Son: Jadi gini. Saya (dan para pemuda lainnya) pasti pernah mengalami fase pengangguran, seperti yang Bang Niki sebutkan tadi. Saya sendiri sempet nganggur pasca lulus kuliah. Dan dalam fase itu, saya merasakan segala macam emosi. Gundah, hampa, cemas, tertekan dan merasa kesepian. Apakah Bang Niki juga sempat merasakan itu?

Niki: Iya, Kang. Kondisi saya saat itu memang tertekan. Saya mengalami kemunduran rasa. Udah nyebar lamaran, gak ada panggilan juga. Pernah satu waktu ada temen nanya-nanya soal pelajaran Matematika. Dia udah jadi guru. Terus saya mikir, kenapa sih lo mau-maunya nanya ke gue? Sementara gue aja belom dapet kerjaan. Ya kadang ada rasa benci dan iri dengan keadaan itu. Tapi saya percaya, gak ada hal yang sia-sia dalam sebuah usaha. Mungkin belum waktunya aja, dan mungkin kita akan segera diberi tempat yang lebih baik.

Son: Keren jawabannya. Aku terguncang.

Niki: Itu bukan saya yang nulis, Kang.

 TENTANG PAK GURU NIKI 

Son: Anda menikmati profesi ini?

Tahan, plis. Jangan sekarang. Demi ritme percakapan.

Niki: Menikmati dong. Awet muda, Kang, ketemu anak-anak setiap hari.

Son: Apakah menjadi guru adalah cita-cita Anda sejak kecil?

Niki: Gak, ini bukan cita-cita. Ini nyasar. Dulu pas mau daftar kuliah, saya bingung mau ngambil jurusan apa. Yaudah, saya ambil bidang yang saya suka sejak SD. Gitu doang.

Son: Eh serius Anda menyukai Matematika sejak SD?

Niki: Iya, makanya supaya ngimbangin otak, saya iseng-iseng bikin blog. Biasanya kan orang yang suka pelajaran ngitung pasti gak suka baca. Begitu pun sebaliknya.

Ah setan.

Tawa manisku tak dapat dibendung lagi.

Son: Aaaaaah kimochi…

Niki: Sehat, Kang?

Son: Sehat kok, Niki-sensei.

Niki Setiawan guru. Guru Matematika. Pendidik. Penyuplai ilmu. Pahlawan tanpa tanda jasa. Kalkulus. Pythagoras. Isaac Newton. Ya Allah ya Tuhan kami . . .

Son: Sudah bukan rahasia lagi, banyak orang yang nganggep pelajaran Matematika itu membosankan, bahkan sebagian besar siswa benci. Kalau boleh tahu, metode apa yang Pak Guru Niki terapkan dalam mengajar supaya anak-anak tidak bosan dan berpikir untuk bunuh diri?

Niki: Kalo saya sih suka diselingi tebak-tebakan. Jadi biar gak terlalu tegang, biar murid-murid pada santai. Contohnya, main ular tangga atau main harta karun pake soal Matematika.

Son: Emang Anda ngajar jenjang apa di Bimbel?

Niki: Untuk sekarang SD, Kang. Dulu sempet juga ngajar SMP. Pernah denger Shinkenjuku? Nah saya ngajar Bimbel di situ.

Son: Maaf, saya lupa menanyakan hal paling krusial. Sebagai guru, Pak Niki pernah punya pengalaman dibenci/dihina/diludahin murid, gak? Sebab terus terang aja nih, kalau saya ada di posisi murid Anda, saya pasti akan meludahi Anda setiap hari. Di hadapan Kepala Sekolah.

Niki: Enggak dong. Tapi kalo dikatain mah pernah. “Ih Bapak ganteng banget sih. Ciee ciee tuh ada salam dari si anu, Pak.” Ya resiko dong punya wajah tampan kayak saya.

Son: Oiya, hampir lupa. Sebelum ngeludahin Pak Niki di hadapan Kepsek, saya gak akan gosok gigi selama tiga minggu.

 TENTANG KEKASIHNYA 

Son: Pak Niki pernah cinlok sama guru?

Niki: Pernah. Dulu pas deket, saya sama dia masih berstatus mahasiswa. Sekarang sih dia udah jadi guru.

Son: Terus?

Niki: Ya saya jalanin aja. Kadang-kadang jalan bareng, makan bareng di kampus. Sampai akhirnya kami jadian. Pas udah lulus, dia keterima jadi guru di Ponpes. Dan kami pun terpisahkan jarak. Di fase itu, saya ngilang selama enam bulan. Ya itu tadi, gara-gara frustrasi nganggur, Kang.

Son: Manisnya . . .

Niki: Pas saya ngilang, dia sempet ditembak sama temennya, sebut aja namanya Agia.

Son: Anjing.

Niki: Karena Agia kurang tampan dan kurang baik dibandingkan saya, ya jelas dong Agia ditolak. Anehnya, dia masih aja nunggu saya, Kang.

Son: Eh ini cewek yang pernah diceritain di blog Bang Niki itu, ya? Boleh saya tanya, seberapa berhargakah dia bagi Bang Niki?

Niki: Dia gak bisa diukur dengan harga, Kang. Itulah mengapa cewek sulit dimengerti. Hubungan kami sempet ngegantung enam bulan, tapi dia masih aja nunggu saya. Tapi syukur sekarang kami lanjut lagi, deh.

Son: Setia banget dia ya. Heran saya mah.

Niki: Iya, heran.

 TENTANG SERIAL COKLAT 

Son: Kamu—eh Pak Guru maksudnya, punya serial khusus di blog yang dikasih label Coklatshit. Bisa ceritakan sedikit mengenai karakter-karakter yang ada di serial tersebut?

Niki: Ya, Coklat adalah anak berjenis kelamin cowok yang otaknya sengklek, rada ngeselin dan omongannya gak nyambung. Samalah kayak saya. Kenapa sama? Karena sebagian besar cerita dan dialognya berdasarkan kehidupan saya sendiri.

Son: Gimana respons para pengunjung blog Anda—eh Pak Guru MTK maksudnya, begitu baca kisah Coklat dan kawan-kawan?

Niki: Kayaknya sih gedeg, ya. Saya aja yang nulis kesel.

 TENTANG KOMEDIAN 

Son: Ada banyak kategori blog di luar sana, mulai dari yang ngebahas makanan sampai aib mertua. Anda paling menyukai jenis yang mana?

Niki: Komedi. Kalo ditanya komedian favorit, idola saya Cak Lontong sama Pak Haji Bolot.

Son: Cak Lontong sama Pak Haji Bolot? Gak heran. Kalo komedian kesukaan saya mah Sule sama Kang Ibing. Komeng juga.

Niki: Suka nonton Stand-up gak, Kang?

Son: Jarang euy. Paling sesekali kalo tayang di TV.

Niki: Saya juga gak terlalu suka. Otak saya kurang nangkep.

Son: Ha ha sama.

 TENTANG FILM 

Niki: Suka film gak?

Son: Lumayan. Paling seneng film-film Si Kabayan sama Stephen Chow. Tapi saya lebih suka anime sih. Kalau Anda gimana?

Niki: Suka film, anime juga. Saya suka film-film Jackie Chan, Kang. Fight-nya lucu. Kalo anime paling Naruto, Gintama, One Piece.

Son: Ha ha Gintama itu anime paling keren sepanjang masa anjis. Gak ada yang bisa ngalahin. Selalu sukses bikin saya merinding, ketawa, nangis di tiap episodenya. One Piece mah kurang seru ah. Ribet ceritanya.

Niki: Naruto sama Gintama kan bentar lagi keluar Live-actionnya. Si Genji Crows Zero yang meranin Sakata Gintoki. Kira-kira bakalan seru gak ya..

Son: Eh beneran? Anjing jadi pengen buru-buru nonton euy.

Niki: Kita tunggu aja. Saya sih penasaran Naruto Live-action. Nonton filmnya suka di bioskop atau unduh gratis, Kang?

Son: Unduh gratis.

Niki: Sama dong. Noh film La La Land udah ada di Ganool. Tapi kualitasnya masih jelek, sih.

Di tengah obrolan seputar anime dan per-Ganool-an ini, saya lupa akan fakta bahwa saya sudah berumur 24. Yang lebih parah lagi, Bang Niki udah 25, bahkan hampir 26. Dan mari jangan lupakan apa profesinya: guru Matematika.

 TENTANG DIA YANG TERNYATA CADAS 

Son: Udah ah, capek ngobrol terus. Terakhir deh, adakah pesan yang pengen Bang Niki sampaikan buat para pemuda di luar sana yang sedang mengalami sindrom BPL (Bingung Pasca Lulus)?

Niki: Jangan nyerah. Saya percaya kamu pasti bisa melewati itu semua. Inget, gak ada usaha yang sia-sia.

Son: Satu lagi. Apa harapan Anda di bidang pendidikan, Pak? Soalnya kita semua tahu menjalani profesi sebagai guru di negara ini tidaklah mudah.

Niki: Ah saya gak neko-neko, Kang. Saya cuma mau ngasih tahu, tanggung jawab guru itu besar. Kami gak cuma dituntut ngasih ilmu pengetahuan, tapi juga akhlak semua siswa. Karakter siswa itu macem-macem. Ada yang baik, ada juga yang gak mempan dinasehati. Tau lah lingkungan sekarang kayak apa. Guru banyak diserang oleh media, baik di TV maupun internet. Berat banget. Kasian juga, saya sering ngelihat guru-guru muda (honorer) yang kurang nikmatin kerjaannya. Kesejahteraan masih minim.

Son: Terima kasih, Bang Niki ☺

Niki: Akang kan tadi bilang suka Iwan Fals nih. Berarti tau lagu Oemar Bakri dong?

Son: Iya tau.

Niki: Kalo gitu, coba suruh mereka dengerin, Kang.

* * *

Begitulah, ceesku, percakapan aneh ini kami sudahi. Siapa sangka, pria yang kita kenal suka ngaco dalam menulis, ternyata memiliki kedalaman tersembunyi yuhu yuhu yuhu! Tentu, kita gak perlu menebak-nebak siapakah ‘mereka’ yang dimaksud guru MTK kita ini. Betul, Mereka adalah sekumpulan Om/Tante berjas mewah, Mereka yang biasa bersafari, Mereka yang biasa duduk sambil diskusi, Mereka yang seharusnya merakyat, Mereka yang sebetulnya bukan kelompok paduan suara.

Wahai Mereka, bangunlah dari tidur panjang kalian, dan lekas dengarkan lagu Oemar Bakri. Bila kalian enggan menanggapi rintihan seorang pengajar Matematika, setidaknya belilah CD Iwan Fals yang harganya tidak seberapa itu. Atau jika belum mampu juga, unduhlah di situs 4shared secara gratis. Tidak punya kuota internet? Apa boleh buat, nih saya kasih bocoran liriknya: Bikin otak orang seperti otak Habibie, tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri?

Oiya, satu lagi. Kalau bisa, plis hentikan segala omong kosong. Assalamualaikum.

---

NB: Buat cees-cees blogger yang punya segmen wawancara di blognya, saya sarankan untuk tidak memilih Niki Setiawan sebagai narasumber. Kecuali kalau kamu ingin menderita.

NB2: Buat cowoknya Jessica Mila, pakyu.