Dia bernama Ahmad Maulana, salah satu kawan dekat saya semasa kuliah. Selain sekelas, kami juga satu kos. Saya dan orang ini punya banyak kesamaan, di antaranya: kami sama-sama suka genjos (sekarang udah enggak); sama-sama lemah manakala berhadapan dengan wanita yang disuka; sama-sama setuju bahwa terlalu ngotot dalam sebuah diskusi kuliah adalah hal yang tidak keren; juga sama-sama menganggap bahwa teman (perokok) yang tidak patungan untuk membeli rokok adalah teman yang paling hina.

Minggu kemarin, kami berkumpul kembali, setelah lebih dari setahun tidak bertatap muka. Berhubung bukan tipikal pemuda cafe, kami memutuskan untuk bertemu di kampus tercinta, yang dulu sempat mengisi hari-hari kami selama beberapa musim.

Kami ngobrol seharian. Berbagai macam topik dibahas, dan tak ada satu pun yang bermutu. Mulai dari masalah pekerjaan ("Ya ampun, itu gaji apa hukuman penjara koruptor? Dikit banget."), ngomongin nasib teman-teman yang lain ("Eh si anu sekarang kerja di mana?"), memaki dosen-dosen yang dulu terkenal suka genit ke mahasiswi ("Eh si Tai masih ngajar di sini gak yah?"), hingga perbincangan seputar asmara ("Ha ha ha ha. Udah, ganti topik setan!").

Sekitar pukul sepuluh malam, akhirnya kami pulang. Saya ke Rancaekek, sedangkan dia langsung ke Bekasi. Walaupun Son Agia dan Ahmad Maulana adalah kawan dekat yang sudah lama tidak bercengkerama, harga diri masing-masing yang terbilang cukup tinggi membuat kami tidak berfoto selfie pada hari itu. Memangnya kami pria macam apa anjis.

Sepulang dari reuni singkat itu, tiba-tiba ingatan saya mundur ke belakang, pada satu dongeng yang dulu pernah dialaminya.

Sebuah kisah romansa di mana saya bertindak selakui saksi, Maul berperan sebagai aktor utama.

Zakiah Fitriani aktrisnya.

* * *

Kisah nyata ini terjadi pada tahun 2011, saat kami menginjak semester tiga. Insya Allah cees, saya akan coba bercerita seakurat mungkin, tanpa mengubah sedikit pun plot dan percakapan yang sebenarnya, apalagi melebih-lebihkan.


"Teteh beli cakue juga, ya?"

"Iya."

"Kalau boleh tahu, jurusan apa kuliahnya, Teh?"

"PBI (Pendidikan Bahasa Inggris)."

"Semester berapa, Teh?"

"Semester tiga."

"Oh, sama dong."

". . ."

"Nah, kalau saya jurusan Sosiologi, Teh. Saya nyesel masuk jurusan ini."

". . ."

"Ya soalnya pas tadi Teteh bilang dari jurusan PBI, tiba-tiba saya benci sama jurusan saya sendiri."

Dari celotehan kecil inilah semua berawal. Kawan saya, Maul, terjangkit satu virus yang sepakat kami namakan CPPPAIA (Cinta Pada Pandangan Pertama Atuh Iiih Anjis). Tentu saja, distributor/penyuplai yang bertanggung jawab atas penyebaran virus ini adalah seorang mahasiswi rupawan yang kebetulan sedang membeli cakue, seperti kami.

Ralat. Itu bukan kebetulan. Pembelian cakue memang sengaja dilakukan Maul, agar dia bisa berkenalan dengan si Distributor Virus.

Waktu itu kami bersama kawan-kawan yang lain sedang nongkrong di warung depan kampus. Pas lagi seru-serunya ngomongin transfer pemain bola, Maul mencolek saya dan berkata,

"Anjing, Son! Anterin gue, cepet."

"Ke mana, Ul?"

"Ayo, kagak usah banyak tanya. Eh, lo ada duit dua rebu gak?"

"Ada, ada."

Begitulah kira-kira, prolog yang menandai dimulainya petualangan sang aktor dan aktris utama. Dooorr! Ahmad Maulana, dengan virus CPPPAIA yang dideritanya.

* * *

"Ya Allah, gue lupa tadi gak sempet nanyain nama dia, Son." gerutu Maul, seraya melumat cakue yang tadi dibeli (pake uang saya).

"Ah gak ngaruh, Ul. Tadi aja pas kamu ajak ngobrol, dia banyak diem."

"Anjing, cakep banget ya."

"Iya."

Sekadar informasi, wanita yang jadi incaran kawan saya ini memang cantik. Keindahan yang sulit ditandingi. Kecantikan yang secara otomatis akan menjuarai kompetisi, seandainya di luar sana ada Kontes Kecantikan Antar Planet. Mungkin cuma Anne Hathaway yang dapat menandingi keelokannya. Ha ha!

Saya mengenal baik karakter dan pola pikir si Maul. Dan sejauh yang saya tahu, jika mulutnya mengeluarkan kata "cantik" kala menilai seorang wanita, itu bukan hanya dari segi fisik, tapi juga merembet pada kualitas lainnya.

Setiap pulang kuliah, kami selalu nongkrong sambil 'mengobservasi' para mahasiswi yang lewat di depan kami. Bahkan saking gak ada kerjaannya, kami menggunakan sistem rating untuk menilai mereka, dari skala satu sampai sepuluh. Hanya Maulana seorang, yang jarang mengatakan "cantik" pada wanita yang bahkan memiliki rating 9/10. Ini menjijikan anjis, mengingat kualitas dia sebagai lelaki hanya 4.3/10.

Ahmad Maulana, dengan virus CPPPAIA yang dideritanya.

Penampakan si Maul. Rating: 4.3/10
Selain nyuruh moto, dia juga minjem kaos bola saya.

"Udah gitu, jurusan PBI lagi. Mewah." lanjut Maul, setibanya kami di kosan.

"Mewah apanya?" tanya saya.

"Ya mewah, bego. Belajarnya aja bahasa asing. Lah kita? Sosiologi. Masyarakat mulu yang diomongin. Ngapain."

"Ha ha, iya juga sih."

"Lo punya temen dari jurusan PBI gak, Son?"

"Gak punya."

"Gue pengen tahu namanya."

"Kalem aja, kan ada Facebook. Kita cari di sana, Ul."

* * *

Dengan bermodalkan modem lelet si Sain (satu kos juga), malam harinya kami berkutat di tab pencarian Facebook. Awalnya kami mencari di grup mahasiswa se-universitas, yang anggotanya ribuan orang. Susah. Lama anjis. Untungnya, tidak lama kemudian kami menemukan grup HIMA (Himpunan Mahasiswa) jurusan PBI, yang hanya beranggotakan dua ratus sekian.

Pendeteksian wajah dimulai.

"Yang ini bukan, Ul?" tanya saya, sambil menunjuk foto profil seorang wanita.

"Bukan, Son. Lanjut."

Satu jam berlalu....

"Kalau ini gimana?"

"Yang bener aja lu Son. Masa disama-samain ama orang ini!"

"Anjing, saya kan gak tahu, Ul."

"Jangan banyak ngomong. Cari aja terus, anjing." Ini semua gak akan terjadi seandainya si Maul ngerti cara make komputer.

Pencarian terus dilakukan, hingga akhirnya kami menemukan satu akun yang fotonya sesuai dengan ingatan kawan saya. Akun tersebut bernama Zakiah Fitriani.

Kalau saya gak salah inget, Sain murka saat tahu modem lambatnya kami pinjam tanpa izin.

Sedikit selingan tentang Sain Suparman.

Kami berempat mengontrak rumah kecil yang berisi dua kamar. Kamar pertama dihuni oleh saya dan Maul, sedangkan satunya lagi ditempati Sain dan Deri. Kami bertiga (terutama saya dan Maul) sangat membenci Sain. Berikut alasannya:

1) Sain mempunyai fanatisme berlebih pada kebersihan.

2) Sifat pelitnya bikin kami muak.

3) Di dinding kamarnya ada dua buah styrofoam yang dipenuhi foto selfie dia sendiri.

4) Dia memiliki wajah. Bukan, ini bukan persoalan fisik cees. Hanya saja, setiap kali kami melihat wajahnya, itu selalu mengingatkan kembali betapa menyesalnya kami, karena telah mengajak dia ngekos bareng.

Akibat kebencian ini pula, tidak jarang saya dan Maul saling tuduh mengenai siapa di antara kami yang berteman dengan Sain.

"Son, tadi lihat si Sain gak?"

"Ha ha! cieee sekarang jadi temennya Sain..."

"Eh apaan anjing. Temen lu itu!"

"Najis. Temen kamu itu mah, Ul."

"Temen lu anjing!"

Percakapan ini biasanya terus berlanjut sampai ada salah satu dari kami yang mengalah dan menerima disebut sebagai sahabat Sain.

Oke, selingan selesai.

Lama-lama saya kesal. Setelah nama sang wanita idaman akhirnya terbongkar, Maul terus menerus mengelu-elukannya. Saat kami ngerokok, dia ngomongin Zakiah. Di kelas, ngomongin Zakiah. Sambil main PES, ngomongin Zakiah. Sebelum tidur, ngomongin Zakiah. Bahkan ketika menghina si Sain, terselip nama Zakiah di dalamnya ("Mati lo sana, Sain! Nanti gue bakalan dateng ke pemakaman lo, bareng Zakiah.").

Saya heran, ternyata di dunia ini ada orang yang bisa jatuh cinta tanpa melakukan serangkaian interaksi terlebih dahulu.

* * *

Maul maksa saya ikut pergi ke gedung Fakultas Pendidikan. Motifnya konyol, dia ingin tahu jadwal kuliah Zakiah. Dengan diiming-imingi rokok gratis, saya pun setuju. Tapi ada satu tantangan sulit yang mau tak mau harus kami jabani, yakni memakai setelan yang biasa dipakai para guru: Baju kemeja; celana bahan; sepatu pantofel. Perlengkapan baju yang tidak lumrah digunakan oleh mahasiswa Sosiologi. Betul, kami nyamar jadi anak Pendidikan.

Ketika berada di dalam, kami merasa asing sendiri. Di lingkungan Pendidikan ini, sangat sulit membedakan mana mahasiswa, mana dosen. Penampilannya sama semua anjir.

Beberapa hari berselang. Setelah mengetahui jadwal kuliah Zakiah, Maul jadi rajin. Dia dateng ke kampus lebih awal dari biasanya. Buat apa? Ya pasti, biar bisa ngelihat Zakiah lewat (Gedung kuliahnya bersebelahan dengan fakultas kami).

Penguntit sejati.

Tidak cukup sampai di situ, Maul punya satu rencana yang makin memperlihatkan tingkah pengecutnya: menulis sebuah puisi yang ditempel di mading jurusan PBI. Seperti biasa, dia ngajak saya untuk ikut terlibat. Saya ingat betul kejadiannya. Sekitar pukul sebelas malam, kami menyelinap ke gedung Fakultas Pendidikan (lagi), lalu merobek semua kertas yang terpampang di mading dan menempeli sepuluh lembar puisi yang sudah di-print (iya, sepuluh). Realita plot fantasi.

Pagi harinya, kami mengintai dari jauh. Dan suasana heboh. Mahasiswa dan mahasiswi yang tadinya hendak masuk kelas, berbondong-bondong mengerumuni tempat kejadian perkara, seolah telah menemukan candi legendaris yang sudah lama terkubur. Tidak sulit menemukan Zakiah di antara kerumunan orang-orang itu, sebab pancaran aura wajahnya gampang sekali dikenali. Dia terbujur kaku di depan mading, entah karena merasa tersanjung atau malu.

Oiya, satu hal yang perlu cees ketahui. Seingat saya, PUISI SI MAUL JELEK PISAN ANJIS.

Harap maklum. Mana mungkin orang yang rutin mengkonsumsi genjos, gak pernah baca buku, selalu memakai sepatu futsal ke kelas, dan bertutur kata "Anjing" setiap dua menit sekali, mampu menulis puisi berkualitas? OH NO! Satu-satunya kata mutiara yang pernah Maul ciptakan hanyalah kata-kata umpatan kepada Sain.

Biarpun miris, saya sangat kagum dengan perjuangan dia. Rona antusiasnya ketika memandangi Zakiah (meski dari jauh) layak diberi rating tinggi.

Ahmad Maulana, dengan virus CPPPAIA yang dideritanya.

Sekitar tiga minggu kemudian, Maul punya rencana picik lainnya. Dia ingin mempersembahkan sesuatu yang lebih mencolok, yaitu spanduk berukuran 2x2 meter, yang berisi kalimat penyemangat. Lagi-lagi saya terpaksa ikut. Aslinya saya males ngebantu lagi, karena kebetulan waktu itu saya baru saja gagal menjalankan misi mendapatkan seseorang. Namun, godaan dua bungkus rokok tak kuasa kutolak.

Hina cees.

Spanduk sudah siap. Tidak lupa kami menyiapkan kayu dan paku sebagai alat pelengkap. Lokasi kejahatan kali ini adalah gedung asrama kampus, yang menjadi tempat tinggal Target (catatan: Zakiah anak beasiswa gitu lho, jadi wajib menetap di situ). Sebelum berangkat, saya dan Maul briefing dulu di kosan. Tepat sekali, briefing yang saya maksud di sini adalah menghina Sain secara habis-habisan. Itu selalu membuat kami rileks.

"Ul, dipikir-pikir, kita udah kayak penjahat gini ya?" ucap saya, pada pukul satu malam, ketika kami menyusuri jalan kampus.

"Yaelah, Agia. Yang namanya cinta mah emang jahat, tolol. Kalau gak jahat, mungkin sekarang Yuli udah jadi pacar lo."

* * *

Dengan sedikit upaya dan kerja keras, serta kemauan yang kuat, akhirnya spanduk berhasil kami pasang, tepat di depan gedung asrama putri. Beruntung, waktu itu gak ada orang yang lagi melek dan menyaksikan ulah brilian kami ini.

Ahmad Maulana, dengan virus CPPPAIA yang dideritanya.

Assalamu alaikum, ceesku. Kali ini Dewi Fortuna berada di pihak Maul. Karena semenjak itu, dia jadi dekat dengan pujaan hatinya. Mereka SMS-an, Facebook-an (dia belajar komputer), bahkan teleponan. Bodohnya, kawan saya ini gak pernah berani ngajak Zakiah ketemuan. Saya sering memberinya suntikan-anjing, biar dia berani bertatap muka dengan sang Distributor, tapi jawaban Maul selalu saja sama: "Awang ah, gue malu anjing. Nanti aja."

Bukti yang masih saya simpan. 
Maul gak mau kena biaya tambahan. Makanya, dia nyuruh saya yang desain spanduk.

* * *

Ceesku, pahamilah sesuatu. Setinggi apa pun antusiasmu, segigih apa pun perjuanganmu, walaupun niatmu baik, walaupun rasa cintamu besar, kamu tidak mesti menyadari itu semua. Yang perlu kamu ketahui hanya satu: Tragedi adalah ilmu eksak.

Dongeng yang berawal dari cakue, diselingi obrolan tidak penting, dilanjutkan dengan pencarian nama di Facebook, pembuatan puisi dan pemasangan spanduk. Sayang, itu semua harus diakhiri dengan Tragedi.

Beberapa minggu pasca mereka rutin berkomunikasi. Saat kami berdua lagi asyik main Pro Evolution Soccer 6 di kosan, tiba-tiba Maul bilang ke saya, bahwa Zakiah sudah punya pacar, dan nyuruh dia supaya berhenti menghubungi lagi.

Maul sama sekali bukan tipikal ekspresif, terutama menyangkut asmara. Dia bukan termasuk orang yang mana ketika sedang berduka, terlihat hancur. Namun sial, saya harus jadi orang pertama yang menyaksikan raut muka menyedihkan Maul. Saya yakin, keresahan kawan saya bukan disebabkan karena Zakiah yang sudah punya peliha--pacar, melainkan karena larangannya untuk berkomunikasi.

Sheila on 7 dengan apik menciptakan sebuah lagu berjudul Pemuja Rahasia. "Maka hanya dengan jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini. Selamanya hanya ku bisa memujamu. Selamanya hanya ku bisa merindukanmu."

Saya gak tahu apa sebutan yang cocok bagi orang seperti Maul. Penguntit? Pemuja rahasia? Pengecut? Pecundang? Entahlah. Yang jelas, dimensi yang dia tinggali sudah berbeda dengan wanita pujaannya. Maul sudah sembuh dari virus CPPPAIA, tapi apakah dia bahagia dengan kesembuhan ini?

Ironis. Para koruptor diberi pelayanan istimewa dalam penjara, selebriti berfoya-foya menghamburkan uang, Adolf Hiler berhasil menguasai Eropa, dan orang-orang sibuk membicarakan politik sampah. Ahmad Maulana, menjalin hubungan dengan wanita yang disukai saja, dia tidak bisa.

Tragedi memang tidak dapat diprediksi. Namun seharusnya bisa diperkirakan, agar nantinya tidak menyesal maupun 'terlibat' manakala itu terjadi. Benar, kita harus mengubah kurikulum Tragedi, yang awalnya termasuk ilmu sosial, menjadi ilmu pasti.

Aduh anjing . . .

- - -
Kejutaaaan! Perkenalkan, ini Sain Suparman.

104 KOMENTAR

Blogku adalah kebebasanmu. Dipersilakan kepada para agen judi untuk berkomentar selincah-lincahnya.
SONAGIA.COMSONAGIA.COM

  1. Hhaaa jadi menurut kamu orang yang gak patungan buat beli rokok adalah orang yang paling hina ? Bagaimana kabarnya dengan orang yang gak patungan buat bayar kosan coba :-D

    Hhaa kampret juga tuh si maulana udah nyuruh motoin minjem kaos liverpool pula :-D mun bahasa sunda mah etateh geus nyekek nya gegel deuih :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. "....nyekek nya gegel deuih"

      Haha aya-aya wae yeuh, kang Effendi mah :>)

      Delete
  2. Sebenernya sayalah pacarnya si jakiah
    Maaf y mat
    .
    Trus si sain masih hirup keneh sampe sekarang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh jadi kamu? Pantes.

      Hirup keneh dong.

      Delete
    2. TJIE TAKUT KALAH SAING SAMA SAIN

      Delete
  3. sedih euy cuma jadi pemuja rahasia, deketin mati2an eh si cewek udah punya pacar :')

    lebih sedih jadi sain sih. bangkai memang mukanya ngeselin. gue yang cuma liat fotonya aja langsung ikutan kesel cees.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedih ;( pernahkah kau mengalaminya, Capung?

      Hahahaha ceesku ikut kesel.

      Delete
  4. Saya sedih jadi Zakiah karena di sukain sama temen kamu, gia.
    Beruntunglah Zakiah langshng cepet-cepet punya pacar. Kalo ngak, Adolf Hitler bangkit untuk nyerang kawanmu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha kira-kira Bena bakalan gimana yah kalo ada di posisi Zakiah.... Sulit terbayang bagaimana nantinya nasib si Maul.

      Delete
  5. Sesungguhnya, tiada hal yang lebih menyedihkan daripada kenyataan ketika dia tahu bahwa kita menyukainya, dia malah menjauhi kita atau bahkan meminta kita untuk berhenti mengejarnya :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi biasa aja ya sob jangan baper kaya gitu ngomen nya :-)

      Delete
    2. Cieeeee Fandhy yang pernah ngerasain... =D

      Delete
  6. Kampret gue ngakak. Nasib lo sama maul mirip2 ya son. Itu foto yang terakhir najis amat posenya. Hahahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Diam kau! Sama dari mananya?! Tragis nya? Masya Allah. Mamah, Uda jahat..

      Delete
  7. "Di dinding kamarnya ada dua buah styrofoam yang dipenuhi foto selfie dia sendiri."

    FAAAAK, AKU NGAKAK SAMPE TERLUNTA-LUNTA :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngakak terlunta-lunta itu kaya gimana ya sob ?

      Delete
    2. Makasih udah bela-belain baca ya, Akang Rido 8-)

      Delete
  8. wah hrusnya udah setahun gak jumpa sekali meet up selfi" dong,,haha :D
    ya ampun tega bener, rating sih ahmad maulana 4.3/10 :D kocakk kocakk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya juga yah. Tapi yang jadi masalah, kualitas kamera hape kami jelek, Yu. Hehe.

      Delete
  9. Seandainya yg jadi peliha---pacarnya si zakia itu kamu cees. Pas sudah kayak buku jomblo punyanya kang adithya mulya. Untungnya bukan, ahhh melegakan. Menjadi saksi sebuah perjuangan teman dalam meraih cintanta itu emang punya sensasi berbeda dari melakoninya. Anjis apaan neh.

    ITU UMPATANNYA BISA BGT DAH BAWA2 NAMA CEWE KALO KE PEMAKAMAN.

    Dan yha, mukanya sain emang ngeselin, struktur wajar orang kayak gitu eamang diciptakan tuhan untuk jadi objek penghinaan deh keknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. APA MAKSUDNYA "ahhh melegakan" ITU YAH?

      Anjing struktur wajah ha ha ha ha. Komentar paling parah dan terbaik sejauh ini.

      Delete
  10. Hahahaha. Son Agia emang komedian alami. Lucu nih, cees. Sain digebuk terus-terusan sampai akhir.

    Zakiah emang jadi pujaan ya. Nggak di novel Sang Pemimpi, di cerita ini juga. Kalau kata saya mah, jangan menyerah, Maul. Pepet terus, boss!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Dan kalau gak salah, yang naksir Zakiah di Sang Pemimpi juga nama depannya Ahmad kan?

      Saya percaya si Maul bakalan mepet terus. Sayang, sekarang Zakiah udah punya suami (katanya, menurut kabar yang beredar).

      Delete
  11. Anjrit sialan, ceritanya beneran bangkeee keren.. luar biasa Son, menarik.
    sungguh perjuangan yang mengharukan brawal dari minta duit 2rb beli cakue.

    Teman yang gak patungan beli rokok paling hina.. hahaa, bisa-bisa.
    kampret aku jadi keinget waktu kuliah, aku sering di suap sama sahabatku dengan rokok, tapi kalo gak maarlboro/sampoerna mild aku gak mau.

    Kampret banget hina si Sain.. hahaa.

    Wah udah lama gak ketemu dan baru ketemu hmm pasti seru apalagi ketemu sama temen konyol.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih udah baca, Di :)

      Haha beda ama saya. Kalau saya, rokok apa pun gak masalah, asalkan gratis. Iya, yang namanya reuni selalu seru.

      Delete
  12. Ya ampun itu jagoan abis anjis. Ngerobek kertas mading terus diganti puisi. :))
    Ya Allah apa salahku, kenapa tiba-tiba ikut benci sama Sain. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya jagoan tapi agak norak. Ha ha Kamu tidak salah Adi, itu lumrah terjadi dalam peradaban manusia hihi

      Delete
  13. bagus tuh buat di jadiin judul film "virus CPPPAIA" wkwkwkwk
    -Cangkeul maca na, teu di tamatkeun da panasaran- :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya. Makasih Ikhsan. Gak apa-apa kok enggak tamat baca juga.

      Delete
  14. Sain tampaknya lahir untuk dibenci ya, ceesku.

    Duh kasian Maul. Semoga kelak Zakiah menyesal. Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh tentu saja, ceesku.
      Amin, semoga. Nuhun Us, sudah mampir ke sini :-d

      Delete
  15. Sain bukan temenku, ya. BUKAN. GUE GAK KENAL SAIN!

    Gue suka bagian ini: "Di sisi lain, Ahmad Maulana, berinteraksi dengan wanita yang disukai saja, dia tidak bisa."

    Itu nempel puisi di mading rasanya macho banget!

    ReplyDelete
    Replies
    1. AH BOHONG KAMU! PASTI KAMU TEMENAN AMA SAIN!

      Makasih udah baca, Yog :)

      Delete
  16. Agia memang pintar memutar balikan perasaan. Baca ini aku dibikin ngakak di awal, dibikin miris pas terakhir. Apalagi pas ngeliat fotonya Sain. Miris. Bijingeks banget sih.

    Itu yang candaan sama Maul soal tuding-tudingan siapa temennya Sain, candaan anak sini juga. Bahahahhaa.

    Jatuh cinta tanpa melakukan interaksi sosial itu memang ada dan nyata, Agia! KENYATAAN! Berlaku juga untuk perempuan! Camkan itu, bosque.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha makasih, Icha.

      Berlaku juga untuk perempuan? Wow info baru. Pasti kamu pernah ngalamin ya, jatuh cinta yang semacam gitu? Kayak si Theodore di film Her.

      Delete
  17. Agia. :(
    Maaf, saya saat itu bohong sama Maul. Sebenarnya saya tidak punya pacar. Saya hanya tak ingin merusak persahabatan kalian.

    Sebab..

    Saya sebenarnya suka sama kamu, Agia.

    Saya lihat kesetiaan kamu sebagai teman buat Maul begitu besar. Saya suka cowok yang seperti itu. Kalau sama teman saja segitu setianya, bagaimana nanti kalau sama pacar.

    Tapi maaf, Agia. Saya harus mundur. Kalian adalah kawan baik. Saya tak ingin merusaknya. Lagipula kalian tidur satu kamar. Mungkin kalian sudah saling memperjakai satu sama lain. Sedangkan saya, terlentang tak berdaya dengan perasaan ini. Saya tak sanggup, Agia. Tak sanggup.

    Jujur saja, pertahanan saya sempat roboh saat saya lihat kamu di nikahannya Mas Yulianto. Saya baru tahu kalau istri Mas Yulianto itu mantan kekasihmu. Saya ingin sekali menghampirimu saat itu. Tapi saya takut suka lagi sama kamu. Sebab,saya sudah menikah dengan Yuliano, kakaknya suami mantan kamu.

    Maaf, Agia :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. ADA ZAKIAH KOMEN GAEEEEEES!!!!!!!! ZAKIAH TERNYATA NGERTI MAIN BLOG, NGGAK CUMA NGERTI NYAKITIN HATI LAKI-LAKI BERNAMA AGIA!

      Delete
    2. Yang nyakitin hati son itu yuliana. Hahaha

      Delete
    3. Dan thumbnial-nya I LOVE AGIA gitu. Perrriiiihhhhh

      Delete
    4. Oh iya. Yuliana. Hahaha. Yah, kesebut lagi nama mantan Agia. :(

      Delete
    5. Tunjukkan wujud aslimu, dasar penipu! Aku tahu ini bukan SPAM. Ini pasti manusia. Keluarlah!

      Delete
    6. Masya Allah ini malah salah orang!

      Delete
  18. Tolong foto gue diturunin dulu, Son.

    ReplyDelete
    Replies
    1. INI KENAPA KETIGA AKTOR JADI IKUT NGOMENTARIN CERITANYA SIH!?

      Delete
  19. Son, sebenernya gue nggak bener-bener cinta sama Zakiyah. Gue pura-pura cinta sama dia biar lo mau bantu gue. Dengan begitu, lo bisa meluangkan waktu buat gue. Anjis pisan lah ini, ceesku.

    Sebenarnya dari dulu, gue cintanya sama elo, Son. Maaf kalau pengakuan ini menyakitkan. Tapi lo emang pria idaman wanita dan pria, Son.

    ReplyDelete
  20. Mas Agia, kenalin, aku Martina. Aku temen lesnya Mas Ilham pas di Kumon. Tolong bantu aku nagihin kaset CD Slank yang dipinjem Mas Ilham dong. Soalnya aku juga udah ditagihin sama yang punya kasetnya, mas-mas kasir Disc Tarra.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tolong segera kembalikan. Sebab kaset CD Slank tersebut sebagai bahan untuk kami presentasikan di STM Tunas Bangsa. Jika anda tidak segera mengembalikan CD Slank tersebut, maka saya dan segenap kru akan add friend facebook anda. Camkan itu!

      Delete
    2. Mas Agus, kok FB aku belum di-confirm ya?

      Delete
    3. Ini apa komputer gw yg rusak atau emeng foto mereka sama2 masang kata2 "I Love Agia" sih?

      Delete
    4. BUBAR, BUBAR!

      MENYINGKIR KALIAN DARI KEHIDUPANKU!

      Delete
    5. WAKAKAKA TAIK NGAKAK GUA.

      Delete
  21. Komedinya alami. Keren. ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu juga keren, Fahrur. Apalagi fotonya..

      Delete
  22. itu singkatan CPPPAIA -_- fak abis ._. wkwkkw


    Err... anyway, styrofoam dipenuhi foto selfie sendiri gitu kayaknya ngganggu gak sih :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ha ha jangan-jangan kamu gitu, Feb? Gak apa-apa, kamu mah kan ganteng 8-)

      Delete
    2. Hanjeeer :D enggaklaah, aku aja gilo sendiri kalau liat fotoku wkwkw :D

      Delete
  23. Ini komennya gak kalah seru sama postingannya. Faaak. 😆😆😆

    ReplyDelete
  24. Ngebaca cerita diatas dalam sesi penceritaan gw jadi inget gaya penulisan Andrea Hirata dalam karakter Ikal yang menceritakan Arai, mngkin krna nama zakiah nya mndukung juga kali ya? tapi emng serius, gaya penulisan nya seperti Andrea Hirata versi komedi, hahahh.

    Ini gw gk nyangka klo pertemuan, proses perkenalan sama tragedi perpisahan nya bisa ditulis dalam satu cerita yg lumayan singkat. Biasanya klo cerita2 kyak ginian bisa menghabiskan 8 halaman lebih. Tpi ini singkat, padat dan jelas. Dramtis, komedi dan persahabatan nya juga dapet. Keren sih, klo mnurut saya.

    Dn ada satu hal yg mmbuat saya ketawa sambil megang kepala yg berasa hmpir pecah. Waktu si zakiah sudah punya pacar kmudian menyuruh Maul buat mnghentikan komunikasi dengannya! Itu gw setuju bnget klo yg bkin sakit itu bukan tntang zakiah yg sudah punya pacar. Tpi lebih ke putus nya komunikasi antar keduanya! Ini sedih bnget sih. Sumpah. Krna sejujurnya gw juga pernah ngerasain gmana sakitnya disuruh memutuskan hubungan tali silaturahmi dngan orang yg kita cintai.

    Kata terakhir yg cukup membekas dalam ingatanku setelah mmbaca ini adalah "Benar, kita harus merubah kurikulum Tragedi, yang awalnya termasuk ilmu sosial, menjadi ilmu pasti."

    Trima kasih son. Smoga makhluk2 seperti kami ini diberi hidayah dan keberanian walau hanya untuk sekedar menyapa. (tidak termasuk si sain)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waw inilah ciri khas Reyhan. Komentarnya selalu panjang dan bikin ngangguk-ngangguk.

      Makasih banget ya Rey, I really appreciate it :D

      Delete
  25. satu hal pertama yg pengen gue komen: "SEMOGA SI SAIN BACA TULISAN INI, BACA.. BACALAAH.. IQRO", CC-IN DOOONG..

    berhubung ini kisah tragis sahabat, gue tau rasanya gak bisa komunikasi lagi, bukan karna masalah dia udah punya pacar,

    harusnya kalo emang udah punya pacar sih gak apa2 juga, lah ini kalo udah dilarang komunikasi lagi.. hmm.. ada faktor tertentu. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak mungkin Sain baca. Koneksi modemnya aja lelet.

      Waw kamu ada benarnya juga, anak muda.

      Delete
  26. Hahaha CPPPIAJJGK ( CInta Pada Pandanga Pertama Idih Anjis Janjok Jing Gile Kampret )

    Lain kali tambaihin virus malaria ya biar berani kalo mau tatap muka...

    ReplyDelete
  27. sabar mas sabar, semua itu akan indah pada waktunya - Mario teguh -

    ReplyDelete
  28. Photonya si zakiah manaaaaaaaaaaaa anjisssssss.

    Kalau bukan loe yg nulis ini postingan gw gak akan baca ampe akhir. Anjissss macam baca koran Lampu Merah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ha ha gak ada foto Zakiah mah.

      Makasih udah baca sampe akhir, bang Fei hehe.

      Delete
  29. hahahah kocak singkatannya CPPPAIA (Cinta Pada Pandangan Pertama Atuh Iiih Anjis) :D

    ReplyDelete
  30. wah gila bets anjiss.. eh astaghfirullah. eh tangging jawab ini, kata-kata anjis terngiang-ngiang terus dalam benak saya.

    ternyata mas Agia ini lemah terhadap rokok ya, hmm.

    yah kalo cowo mah mending, suka terus bisa langsung ngambil tindakan walauoun dengan cara-cara yang anjis itu (tuh kan :'(). lah kalo cewe? paling setelah terkena virus CPPPAIA, langsung terdiagnosis menderita penyakiT KDCBSATSMP,BSJA!(kirain dia cuma baik sama aku taunya sama semua perempuan, baper sendiri jadinya anjiss)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha bisa sampe terngiang-ngiang gitu ya, Puti (o)

      Iya hanya rokok kelemahanku, selain wanita. Haha emang ya, perempuan mah gak bisa maen hajar langsung. Ya Puti malah curhat anjis haha.

      Delete
  31. entahlah mau komen apa dari awal baca sampe akhir ngakak mulu...ditambah foto-fotonya mendukung banget buat ceritanya dan kejutan yang terakhir itu... melas banget mukanya wkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe melas ya, kak Retno. Oke makasih sudah berkunjung :)

      Delete
  32. Replies
    1. Itu adalah......hmmmm... Haha.

      Makasih kunjungannya, Bang Cum yang manja x-)

      Delete
  33. haduh karunya liat mukanya si sain, bengeut pisan

    ReplyDelete
  34. ini ceritaan apaan sich ... komentarnya ko ngeri kali....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe iya juga sih. Tapi sepertinya lebih ngeri ava-nya bang Oyong Ilham b-(

      Delete
  35. Halo cees lama ga kemari nih, uda ketinggalan cerita jauh banget aku
    Wah zakiah anak ui kah? Anak guru smaku kulnya di ui terus namanya zakiah juga, jangan jangaaaan...(titiktitik)
    Dongeng cakue?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga kayaknya udah lama gak mampir ke blognya kamu, Nit. He he namanya kebetulan sama mungkin. Atau bisa jadi emang yang itu...

      Delete
  36. wkwkwk anjing juga si maul XD , bentar lagi si maul jadi buronan polda metro jaya tuh XD wkwkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masya Allah itu ketawa 'wkwkwk'-nya banyak banget, ya Salam....

      Delete
  37. Hehe genjos itu pokoknya yang itu... hmmm... yes (o)

    ReplyDelete
  38. jadi penasaran sama si Zakiah..
    kalo Zakiah dah punya pacar, yaah cari aja dulu yg lain, eaaa :D

    ReplyDelete
  39. ASPAAN SIH KOK SAD ENDING? btw gaya nulisnya enak yah dibaca jadi ikutan seru aja ngebacanya :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe makasih sudah menyempatkan baca, Arifinda.

      Delete
  40. ini temannya baca gak? hahaha lucu banget pertemanan maul dan sonagia, agak gimana gitu kalo cowo sama cowo temenan ikrib hihi zakiah-zakiah wanita gurun pasir ternama *malah nyanyik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya harap dia baca, biar bisa jadi nostalgia bersama. Hehe gak apa-apa nyanyi juga, mbak. Asal, enak didenger hihi

      Delete
  41. Euh, sad ending jadinya? Makanya atuh kalau ada yang cocok, ditembak aja duluan..masalah diterima apa ngga kan dunia belum berakhir..xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin ini memang kemungkinan terbaik. Entah apa jadinya jika peristiwa yang terjadi berbeda dengan takdir yang seharusnya :)

      Delete