Seni Berbicara Tanpa Berbicara

Jadi ada satu plot.

Teman saya, Yogi, sedang jalan-jalan dengan pacarnya. Tiba-tiba, dengan timing yang luar biasa edan, mata si wanita melotot ke arah Yogi.

"Kenapa, Yang?" Tanya teman saya.

"Enggak." Jawab sang calon istri.

"Oke."

"Ih dasar. Bilang aja kalo udah gak sayang mah." Sang Ratu sewot, dan langsung menghilang. Si Yogi, karena belum paham apa yang sebenarnya terjadi, hanya bisa bengong dan berdarah.

* * *

Beberapa hari kemudian, dia curhat masalah ini ke saya dan teman-teman yang lain saat kita sedang nongkrong di luar. Kita mendengarkan keluh-kesahnya dengan seksama. "Nah, itu teh seni wanita berbicara tanpa berbicara," kata Saya. "Ribet emang, cees."

Seni Berbicara Tanpa Berbicara (SBTB) sudah lama menjadi sumber ketakutan umat manusia, khususnya bagi kaum pria. Saya jadi ingat saat dulu kuliah, saya dan kawan-kawan sedang bercanda di kelas sambil menunggu dosen, dan secara tiba-tiba, salah satu teman wanita kami menangis. Suasana sempat hening sebelum akhirnya dia lari menuju toilet.

"Dia kenapa?" Tanya saya ke Anggita, salah satu teman kelas saya juga.

"Dia lagi berantem sama pacarnya, terus ada masalah sama keluarganya, terus adiknya lagi sakit, terus dosen pembimbingnya suka genit ke dia. Satu lagi, dia lagi PMS."

"Anjis Anggita, kamu bisa nebak itu semua, hanya dari sekali lirik?" Tanya saya, terkejut.

"Ya iyalah," dia jawab. "Keliatan jelas dari ekspresinya."

Oke itu memang agak dilebih-lebihkan dari kejadian aslinya, tapi gak jauh-jauh amat kok. Itulah 'keanehan' yang dimiliki wanita. Jika SBTB digunakan untuk hal-hal yang tepat, maka efeknya akan mantap, tapi jika digunakan untuk suatu 'kejahatan', maka akan sangat menakutkan cees.

Pengalaman pertama saya mendapatkan SBTB dari wanita terjadi saat masih SMA. Saya duduk bersebelahan dengan seseorang yang terbilang asing. Kami sempat bertukar senyum, dan keesokan harinya, gosip bertebaran. Cewek-cewek di kelas menganggap saya lagi PDKTan dengan dia. Apa penyebabnya? SBTB coy! Bagi mereka, memberi sebuah senyuman adalah deklarasi kasih sayang. Sedangkan menurut saya, itu hanyalah sekedar senyum. Membingungkan. Fuck.

Satu hal yang perlu diketahui tentang laki-laki adalah: kami makhluk yang sangat simple. Itu artinya, apa yang wanita lihat dari kami, itulah yang benar-benar terjadi. Kami bodoh dalam hal membaca pikiran, terutama pikiran wanita. Itulah mengapa, jika kalian (wanita) marah dengan alasan yang kurang jelas, itu sangat tidak adil. Wanita selalu bilang "Gak peka", tapi yang jadi masalah, kita bukannya gak peka, kita hanya kurang paham membaca situasi. Kita selalu berasumsi bahwa jalan pikiran wanita itu sama dengan pria. Makanya, kita selalu salah di hadapan wanita.

Setelah mendengar kisah miris Yogi, saya dan kawan-kawan lain menyimpulkan, bahwa satu hal yang kami mau dari wanita adalah: bicarakan apa yang sebenarnya terjadi, jangan membuat kami menebak-nebak layaknya peserta kuis Family 100. Seperti yang dikatakan teman saya, Martha, "Kita ini manusia. Kita seharusnya berbicara menggunakan mulut, bukan telepati."

Tah kitu cees. Jangan kebanyakan main kuis-kuisan, dosa. Bicaralah yang jelas ke pacar/gebetan/suami seperti manusia normal lainnya.