Puasa, adalah salah satu ibadah yang dilakukan umat Muslim selama satu bulan penuh di bulan Ramadan. Kegiatan ini juga sebagai pondasi dan merupakan dasar dari kehidupan seorang Muslim. Sejatinya, puasa dilakukan dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Pantangan-pantangan yang dilarang di bulan suci ini antara lain: makan, minum, marah, menipu, korupsi, selingkuh, mencederai hati teman karena menikung pacarnya, makan karena pura-pura lupa, minum karena pura-pura lupa, korupsi karena pura-pura lupa, selingkuh karena pura-pura lupa, dan hal negatif lainnya.
Ngabuburit, adalah cara yang dilakukan orang berpuasa untuk menghabiskan waktu seharian, dengan harapan agar puasanya tidak terasa (walaupun lapar mah tetep weh lapar, cees).
Aduh, kata pengantarnya kok gini sih...
Di zaman sekarang, sudah banyak media yang bisa membuat ngabuburit lebih enak, dan puasa pun menjadi lebih tidak terasa. Dengan semakin canggihnya tekhnologi, banyak dari mereka yang melakukan ngabuburit hanya berdiam diri di satu tempat saja. Nowhere to go, nothing else to do. Contoh, menonton video-video Youtube, bergaul seharian di media sosial, duduk terpaku di depan laptop -no porn, of course-, bermain game online, sampai hal-hal yang tidak penting seperti melihat-lihat Feeds BBM dan foto di akun Instagram orang lain.
Di sini saya ingin flashback macam-macam kegiatan ngabuburit saat saya masih kecil dulu, di mana aktivitas ini adalah hal yang sangat perlu dilakukan. Kenapa? Karena jika hanya berdiam diri saja, kami akan "mati" menahan lapar dan jenuh.
Oke, mari kita mulai.
--o00o--
1. Bermain Monopoli
Tidak perlu saya jelaskan lagi, bermain Monopoli adalah media sosial kebanggan angkatan saya dulu. Dimana pun tempatnya, siapa pun lawannya, kami tidak akan gentar dan akan terus maju ketika ada papan Monopoli di hadapan kami. Permainan ini sangat menolong proses berpuasa, karena bisa menyita waktu kami dari pagi hingga sore. Bahkan saking fokusnya saat bermain, teman saya pernah mengeluarkan kata-kata brilian yang sampai saat ini tidak pernah saya lupakan.
Saya: "Ren, maneh haus teu? Udahan yuk ah maen Monopoli-nya? Nanti takut batal."
Rendi: "Ehh cicing ari maneh, ieu keur rame. Kalo haus mah, telen aja ludah." Rendi aneh. Dulu dia pikir, ludah merupakan zat yang sama dengan air mineral.
Hidup Monopoli! Fuck LINE Get Rich!
2. Pesantren Kilat
Walaupun kegiatan satu ini biasanya merupakan suatu "paksaan" dari orang tua, saya tetap menikmati dan selalu menantikan euforia Pesantren Kilat. Kenapa? Karena di sini kita akan mendapatkan kenalan baru, seperti teman yang beda sekolah, teman yang beda komplek, dan teman yang beda cara makan.
Saya rindu dengan suasana Pesantren Kilat, rindu kakak-kakak lemah lembut yang jadi pengajar, rindu di-cie-cie dengan teman perempuan baru, dan rindu jadi sok keren di hadapan orang lain.
Saat hari pertama Pesantren Kilat dimulai, saya dan teman-teman selalu bernegosiasi siapa yang mengincar siapa. Dan setelah sepakat, barulah kita melancarkan "aksi" jagoan kita.
Dani: "Gia, maneh milih nu mana?"
Son: "Urang mah nu itu ah, Dan." Jawab saya, sambil menunjuk salah satu perempuan yang baru kita kenal. "Soalna geulis."
Dani: "Oh itu. Dia mah sekolahnya di SDN Kencana Indah 2. Geulis euy, alus pilihan maneh."
Hidup Pesantren Kilat! Fuck Instagram!
3. Ngelindes Paku di Rel Kereta Api
Nah, ini dia aktivitas paling menegangkan sekaligus seru dalam ngabuburit. Setiap sore, saya dan kawan-kawan tidak pernah absen nongkrong di rel kereta api saat bulan puasa.
Kami sengaja membawa paku dari rumah, dan setelah sampai di rel dengan memakai sepeda, kami meletakkan paku itu di atas rel besi yang akan dilewati kereta api.
Dikarenakan kami bodoh, kami tidak pernah tahu kapan jadwal kereta akan muncul. Jadi, kadang kami bisa menunggu sampai satu jam lebih. Ini bagian yang paling seru: Detik-detik saat kereta datang, kami semua fokus dan sembunyi di pojokan rel. Jantung kami berdebar. Bukan karena kami takut kereta, tapi kami takut paku yang kami simpan akan ngacleng (terbang) tak tentu arah. Makanya, mata kami harus selalu tertuju pada pergerakan paku. Dan setelah berhasil, apa yang kami dapat? PEDANG/PISAU MINI CEES!
Hidup Ngelindes Paku! Fuck Ngelindes Perasaan Teman!
4. Membeli Mainan Paling Keren
Mainan-mainan sederhana tidak luput dari perhatian kami. Di sekolah, karena dilarang berjualan makanan, para pedagang berinisiatif menawarkan dagangan lain yang menurut kami justru jauh lebih keren ketimbang makanan, yaitu mainan. Mulai dari kartu gambar, kuartet, sewa game-bot, lilin mainan (alias Malam), ikan Cupang (ehh itu hewan ya?), mewarnai sketsa yang nantinya diberi nilai, dan yang paling legendaris di antara segalanya: Komik karya Tatang S., yang mana Petruk dan Gareng sebagai tokoh utamanya.
Hidup Komik Tatang Sutarman! Fuck Komik Naruto!
5. Berburu dan Mengadu Jangkrik
Anjir nostalgia pisan ini mah. Saat masih kecil dulu, kami menganggap bahwa Jangkrik adalah makhluk yang sangat sakral. Bahkan, sebagian dari kami ada yang berasumsi bahwa hewan ini lebih superior dari manusia, atau ya setidaknya sederajat dengan kami. Dikarenakan dulu memelihara kucing, anjing, atau bahkan teman masih tabu dan tidak diijinkan, saya dan kawan-kawan lebih memilih Jangkrik sebagai partner sehati.
Setiap pagi dan malam, kami selalu menyempatkan untuk berburu Jangkrik di semak-semak, di halaman sekolah, di mana pun. Bagi kami, suara krik-krik dari Jangkrik ibarat ringtone hape saat gebetan menelepon. Indah pisan, cees! Sayangnya, sekarang jangkrik sudah jarang ada (kecuali di daerah perkampungan). Entah apa yang terjadi. Karena Global Warming kah? Atau karena mereka sekarang sudah bereinkarnasi jadi makhluk suci lain? We miss you, Jangkrik. Saya jadi teringat percakapan dengan teman saya, Yusuf, saat kami hendak berburu makhluk terhormat ini.
Son: "Suf, hayu ah nyari Jangkrik ke luar."
Yusuf: "Hayu siap. Ini si Michael mumpung lagi butuh bikang (baca: betina)."
Son: "Emang Michael teh siapa, Suf?" Tanya saya, penasaran.
Yusuf: "Ini Michael." Jawab Yusuf, sambil mengelus-elus Jangkrik yang dipegangnya.
Hidup Pemuja Jangkrik! Fuck Pemuja Kasih-sayang!
--o00o--
Sebenarnya masih banyak aktivitas ngabuburit lain yang tidak kalah keren, seperti menangkap ikan di selokan (mancing mania versi mini), main Tamagotchi, nonton atraksi mobil/motor di lapangan, membaca buku Kisah 25 Nabi & Rasul (lebih terasa saat bulan Ramadan), bermain game semacam tetris, dan lain-lain.
Hahaha, itu yang ngelindes paku di rel nostalgia. Padahal gue nggak pernah ngalamin, cuma diceritain aja. Nanti katanya jadi kayak piso gitu. Huehehe, andai aja rumah gue deket rel.
ReplyDeleteHehe iya cees Robi. Kalo beruntung, ntar bentuknya jadi kaya pedang. Kalo lagi apes, jadi piso. Light Saber mah lewat..
Deletengelindes paku di rel, aahh serem juga ya hehehehhe
ReplyDeleteklo nyari jangkrik iya, pas sd ampe kalo uda banyakan malah digoreng ahahah
Hehe yoi.
DeleteSadly, budaya jangkrik udah hilang. Anak zaman sekarang mah Lebih milih melihara kekasih.
ngalamin banget beli lilin mainan
ReplyDeletehahahaha
Pasti lah, apalagi cewek Hehe.
DeleteThanks sudah berkunjung, Karina.
Wah...dari list yg ada hanya ngegiles paku yg belum pernah. Soalnya di Kuningan di tempat tinggal waktu kecil ngga ada kereta. Paling sering Monopoli dan ular tangga. Kalau ngga main BP. Xixixi. Nostalgila masa lalu.
ReplyDeleteHaha asik banget ya?
Deletehaha iya bener semuanya punya angkatan sendiri-sendiri, jadi inget dulu gue cuma main mercon doang, di sulut di jalan kalau ada orang lewat, terus sembunyi, seru kalau liat orang kaget hahah
ReplyDeleteMercon? Yes I did it too.
DeleteIh kezel kok ini bener semua sih. ngakak gue. :'D
ReplyDeleteApalagi yang monopoli. Ya Allah, aku bangga selalu jadi milyader kalo main monopoli. Anti kalah, anti jaga bank. :')
Oh iya jadi inget, dulu kan kita paling males kalo udah jadi penjaga bank..
Deletekalau gua sih main petasan, terus di lempar ke tetangga sebelah :) kecil kecil udah kriminal gua mahhh
ReplyDeletePantes kemarin ada berita yang headline-nya: "Seorang Tetangga Mengamuk dan Kesurupun Setelah Dilempar Petasan Oleh Anak Kecil"
DeleteNgemil kok engga dimasukin y?
ReplyDeleteNanti. Besok..
DeleteWah sudah lupa tuh ngabuburit waktu kecil, itu sudah lebih dari 30 taon yang lalu :)
ReplyDeleteMungkin nungguin adzan maghrib sambil melototin kolak di meja makan ya, hehe
Hehe. Makasih mbak sudah berkunjung.
DeleteSatu aja sih yang bikin gue heran. Mainan paku di rel kereta? SIAPA PELOPOR PERMAINAN EKSTRIM ITU?!!!
ReplyDeleteHaha ini kami lakukan semata-mata demi mendapatkan pedang sakti cees, kami ingin mengalahkan mereka yang menggunakan Light Saber.
DeleteWaaaaks :D MONOPOLIIII :D Aku banget :D dulu pas masih cebol mah aku mainannya gitu ._. terus kalah, ngambek, nangis :(
ReplyDeleteHaha. Yes i once cried too.
DeleteHai gan, salam kenal. Ngelindes paku baru denger, hikshikshiks kayaknya cuma ada di Bandung ya? hahahaha di bekasi gak gitu.
ReplyDeleteAkhhh ituuuu komik gareng petruk, dulu beli semua serinya di abang-abang tukang ager, wakakakakak sama buku surga neraka wakakakaka..... thanks udah ngajak bernostalgia berarti kita seangkatan ya? (tosss!)
Yos, we're supposed to be in the same class, Wuri. Haha kirain di Bekasi gak ada komik Gareng $ Petruk.
DeleteOh iya ya jadi inget komik tentang Surga & Neraka itu..
Wkwkwkwkw ketahuan angkatan berapa ini...
ReplyDeleteaku yg gak pernah iyu ngelindes paku di rel kereta dan main jangkrik
Klo pesantren kilat mah wajib pas SMP dan SMA
btw, salam kenal ya Agia :D
Salam kenal juga Arinta :)
Deleteyang gue baru ngerti itu yang ngelindes paku di atas rel.. di angkatan gue gaada kayak gitu.. karna jauh dari kereta api haha
ReplyDeleteTapi kalau liat kereta api lewat pas di jalan pasti norak banget kagum gitu.
Beruntunglah yang angkatannya ngabuburit pake acara acara begini, bukan hanya sekedar main hape sampe adzan :D
haha ciee Laili norak..
DeleteMainan anak sunda abeezzzz
ReplyDeleteYoi cees.
DeleteSaya cuma ngerti monopoli dan pesantren kilat aja, yg lain nggak ngalamin. Btw, itu ngak bahaya ngelindhes paku di rel, nggak terlontar nanti pakunya?
ReplyDeleteEnggak, mbak. Kereta di tempat saya mah terbuat dari kasih-sayang seorang ibu, jadi gak bahaya hehe.
Deletewuahaha. aku juga dlu mas. hny ke rel kereta Api gak prnh krena dsni gak ada rel kereta api.. maklum aku di riau :D
ReplyDeleteOh emang di Riau gak ada kereta api yah. Padahal ini transportasi terbaik sepanjang masa.
DeleteHanya ngelindas paku aja yang tak pernah aku lakukan, hehehe...
ReplyDeleteGak apa-apa kalo gak pernah. Lindes aja bokapnya pacar. Punya kan?
DeleteItu paku yang disimpan di rel kereta dan jadi gepeng seperti pedang atau pisau banyak di jual disini mas. mungkin bisa dijadikan usaha mas :) tapi gak boleh gtu ah mas takutnya kereta tersebut terpeleset atau ban kereta nya pecah karena tertusuk paku :D haha
ReplyDeleteGak apa-apa kalo kereta ketusuk paku mah, yang gak boleh itu kalo saya tertusuk duri-duri cintanya Effendi Nurdiaman..
Deleteada benarnya juga... masing2 punya masanya sendiri untuk dinikmati... Kalau saya bilang sih, mungkin maksudnya agar anak2 gak cuman sibuk sendiri main sm gadget tp jg sm temen2nya... Dan temen beneran ya, bukan virtual friend apalagi imaginary friend
ReplyDeleteHaha iya mbak.
Delete*search google*
Ehh imaginary friend itu istilah di dunia psikologi ya mbak?
Yang mainan monopili kayaknya guae banget deh mas :D
ReplyDeletesama mainan mercon mas..
Hahaha
Mantap cees..
DeleteAhahhahahaha, asik - asik kegiatannya ngabuburit ya. Saya lbh seneng jaman anak - anak mainan bareng temen2 gini, ketawa, becanda, dr pada sekarang nongkrong sih nongkrong tapi pada sibuk sama aplikasi sendiri hihihihi
ReplyDeleteHehe Iya betul itu.
Deletedimari dulu mah kalo ngabuburit pakenya karambol. kalo kalah templokin bedak :"
ReplyDeleteIya, kerambol juga seru. Thanks for visiting. Really appreciate it :)
Delete