14 Maret, 2002
Hari ini aku bahagia sekali, karena akhirnya Papah mau mengabulkan permintaanku untuk membelikan buku catatan. Mulai sekarang aku akan rajin menuliskan kegiatan sehari-hari di sini. Oh iya, salam kenal ya, buku catatan tersayang. Namaku Xhaevulach, umurku 28 tahun. Rumahku di Bandung, dan aku tinggal bersama Papah dan Mamah kesayanganku he he.
Kata teman-teman, namaku sangat aneh. Padahal menurutku bagus. Papah dan Mamah adalah orang Indonesia asli, tapi sejak kecil mereka tidak menetap di Indonesia, karena kedua orangtua mereka, kakek dan nenekku, selalu berpindah-pindah rumah dari satu negara ke negara lainnya. Mulai dari ke Swiss, ke Yugoslavia, Uni Soviet, Kepulauan Faroe, Polandia, Peru dan lain-lain. Barulah saat aku menginjak umur tiga tahun, Papah dan Mamah memutuskan tinggal di Indonesia.
Ketika aku menanyakan kenapa mereka memberiku nama Xhaevulach, mereka bilang karena nama ini bagus dan unik, diambil dari nama-nama orang yang ada di negara asing. 'Xha' merupakan nama yang biasa dipakai orang-orang Kosovo dan Albania. 'Evu' adalah nama populer yang ada di Rumania. Dan 'Lach' itu nama orang Polandia. He he bagus kan? Aku heran, kenapa teman-teman selalu menganggap namaku ini jelek. Aku tahu mereka hanya bercanda, karena saat mereka mengejek namaku, mereka melakukannya sambil tertawa. Aku senang karena sejak kecil hingga sekarang, aku selalu mempunyai teman-teman yang suka tertawa, terutama saat ada aku. Mereka baik.
15 Maret, 2002
Hai buku catatan. Kemarin aku lupa memberitahu tentang aktivitasku. Maaf ya he he.
Aku bekerja menjaga toko mainan anak. Orang yang punya toko ini adalah Papahku sendiri. Setelah keluar dari SMA, sebenarnya aku ingin kuliah seperti teman-teman yang lain, juga seperti Papah. Tapi sayang, Papah dan Mamah melarang. Papahku bilang, "Xhaev, kamu tidak usah kuliah, kamu jaga toko saja. Nanti Papah mau bikin toko mainan, dan kamu yang harus jaga. Kalo kamu jaga tokonya Papah, kamu lebih hebat dari teman-teman yang kuliah." Aku senang ketika Papah mengatakan itu he he.
Papahku orang pintar, karena dia punya gelar professor. Kata Papah, semakin bagus gelar seseorang, itu berarti dia semakin pintar. Sekarang Papah menjadi pembantu rektor di salah satu tempat kuliah yang ada di Bandung. Kata Mamah, pembantu rektor itu hampir sama seperti wakil kepala sekolah. Oh iya, mamaku tidak bekerja ke luar seperti Papah. Mamah hanya tinggal di rumah saja seharian bersama pembantu, untuk merapikan dan membersihkan barang-barang yang ada di rumah. Aku sangat sayang kedua orangtuaku, mereka selalu perhatian he he.
17 Maret, 2002
Maaf ya buku catatan. Kemarin aku tidak sempat menulis keseharianku, karena aku sedang kesal. Kemarin ada teman SMP yang berkunjung ke toko mainanku, namanya Indra. Dia bertemu denganku karena ingin meminjam uang. Lalu aku setuju untuk meminjaminya seluruh uang yang ada di laci toko. Namun yang membuatku kesal adalah, sifatnya sejak SMP tidak pernah berubah. Dia selalu saja salah mengeja namaku. Indra selalu memanggilku dengan sebutan Saep atau Epul. Padahal namaku bukan 'Saepullah', melainkan Xhaevulach, yang seharusnya diucapkan 'Skhaefulakh', bukan Saepulloh. Aku sedih, karena dulu saat masih sekolah pun, banyak teman-teman yang selalu salah dalam hal ini.
Sewaktu kemarin aku menjelaskan ini ke Indra, dia tertawa keras. Itu berarti dia hanya bercanda he he. Sekarang aku sudah tidak kesal lagi. Oh iya, kemarin Papah dan Mamah saling berteriak dengan keras di rumah. Mereka rutin melakukan itu semenjak aku remaja. Mereka bilang, itu adalah bagian dari aktivitas keluarga. Jadi aku tidak perlu sedih dan khawatir. Tapi kadang mereka saling berteriak saat malam hari, dan ini membuatku tidak bisa tidur nyenyak.
25 Maret, 2002
Sudah seminggu aku tidak menulis. Mudah-mudahan kamu tidak marah ya, buku catatan tersayang he he. Oh iya, dua hari lalu ada pembeli wanita yang menanyakan mainan Saint Saiya. Katanya untuk hadiah ulang tahun keponakannya. Kami sempat mengobrol selama satu jam, dan aku jadi tahu segala hal tentang dia. Namanya Rika, umurnya 26 tahun, hanya selisih dua tahun denganku. Rika bilang, dia bekerja di sebuah kantor. Dia bekerja pada malam hari, sekitar jam dua belas malam, kadang juga jam satu malam. Aku baru tahu, ternyata ada pekerjaan yang dilakukan saat tengah malam.
27 Maret, 2002
Aku sangat senang dan bahagia. Sekarang aku dan Rika jadi semakin dekat. Kami sudah berteman baik he he. Oh iya, akhir-akhir ini Papah dan Mamah semakin sering berteriak di rumah. Kadang aku melihat mamaku menangis saat aku pergi ke toko pagi-pagi. Ketika aku menghampiri dan bertanya, dia langsung tersenyum dan berhenti menangis. Mungkin Mamah sedang rindu kakek dan nenek. Dulu saat aku sekolah, aku sering melihat teman-teman yang berteriak seperti itu, lalu saling menendang dan memukul muka masing-masing. Kata ibu guru, mereka adalah murid-murid nakal. Aku tidak berpikir kedua orangtuaku itu orang nakal, karena mereka orang baik. Mereka tidak seperti teman-temanku di sekolah.
28 Maret, 2002
Hai buku catatan. Aku hanya ingin mengabarkan, hari ini adalah hari yang paling spesial sepanjang hidupku he he. Rika ikut membantuku di toko. Dia ikut melayani para pembeli. Padahal aku tidak minta dibantu, tapi dia sukarela melakukannya. Dia bilang, dia tidak punya aktivitas apa-apa di siang hari, karena jam kerjanya hanya pada tengah malam. Makanya, dia sukarela membantuku di toko. Aku senang, Rika benar-benar orang yang sangat baik, tulus dan perhatian.
30 Maret, 2002
Kemarin aku lupa menuliskan diariku. Kejadian kemarin sangat sulit ditulis dengan kata-kata, makanya aku absen menulis. Rika tidak hanya membantuku di toko selama seharian penuh, tapi kami juga bermain bersama dan menghabiskan waktu bersama. Kami makan di restoran yang berada di samping toko. Selain itu, kami juga menonton film di bioskop saat malam hari, walaupun aku tidak mengerti isi filmnya, karena berbahasa inggris.
Sayang, hari ini berbeda. Aku berduka. Uang toko hasil penjualan yang ada di laci hilang. Padahal, ini belum pernah terjadi sebelumnya. Aku dan Rika sudah mencari dan mengecek beberapa kali, tapi tetap tidak ada hasil. Aku sedih karena tadinya uang itu akan dipakai untuk membeli stok mainan baru. Tapi yang paling membuatku sedih bukan itu. Rika merasa bersalah dan meminta maaf berulang kali padaku, itu yang paling membuatku sedih. Aku bilang, "Tidak apa-apa, Rika, ini bukan salahmu. Kamu jangan sedih terus ya." Setelah tujuh kali aku menenangkannya, akhirnya dia tidak murung lagi, senyumannya sudah kembali seperti dulu he he.
31 Maret, 2002
Ya Tuhan...
Mudah-mudahan ini bukan hanya mimpi! Siang tadi, saat toko sedang tidak ada pembeli, Rika bilang bahwa dia menyukaiku. Aku tidak menyangka, karena sebelumnya tidak pernah ada orang yang mengatakan itu selain Mamah. Ini adalah hari minggu yang paling berkesan dalam hidupku.
5 April, 2002
Sudah seminggu ini Papah tidak pulang ke rumah. Biasanya paling lama hanya tiga hari. Ini berarti Papah sudah telat pulang selama empat hari. Ketika aku menanyakan ke Mamah, aku langsung menyesal karena telah bertanya. Mamah tiba-tiba menangis, aku tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin Mamah masih merindukan kakek dan nenek, atau mungkin Mamah mengkhawatirkan Papah yang sudah lama tidak pulang. Sambil mengusap rambutku, Mamah menjawab, "Papah sedang sibuk, nak."
8 April, 2002
Semenjak menangis tiga hari yang lalu, Mamah sekarang jadi pemurung. Dia tidak banyak berbicara, bahkan padaku. Papah masih belum pulang juga. Jika nanti pulang, aku berniat memarahi Papah, karena telah membuat Mamah cemas. Tapi Mamah melarangku. Dia bilang, "Tidak usah, anakku Xhaevulach. Biarkan Papahmu mengurus urusannya sendiri." Mendengar itu, aku sedikit lega, karena itu berarti Mamah bukan mengkhawatirkan Papah yang tidak kunjung pulang. Tapi aku bingung, kenapa Mamah masih murung akhir-akhir ini? Aku ingin membuatnya tersenyum kembali.
9 April, 2002
Papah sudah pulang! Akhirnya keluargaku utuh kembali. Walaupun semenjak pulang, Papah jadi tidak banyak bicara. Aku maklum, mungkin Papah sedang lelah karena terlalu banyak bekerja. Aku benar-benar lega dengan ini.
Oh iya, hari ini tokoku sangat ramai pembeli. Aku dan Rika sampai kewalahan dan capek melayani para pelanggan yang datang. Tapi dengan adanya Rika, aku tidak merasa capek sedikit pun, karena bisa melihat wajahnya setiap hari he he.
10 April, 2002
Rika mengajakku pacaran! Aku sempat diam sebentar saat dia mengatakan itu. Sambil memegang tanganku, Rika bilang, "Xhaevul, kamu mau gak jadi pacar Rika?" Aku langsung terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku. Saat sekolah, aku sering mendengar kata 'pacaran', tapi aku belum pernah tahu apa artinya. Teman-temanku hanya tertawa keras saat aku menanyakan arti 'pacaran'. He he teman-temanku memang selalu bercanda dan ceria.
Saat sampai rumah, aku langsung mengabarkan kabar gembira ini ke Mamah dan Papah. Mereka berdua tersenyum kecil dan berkata, "Kapan-kapan kamu ajak Rika ke sini ya, nak." Hari ini aku sangat gembira. Terima kasih Tuhan, terima kasih Rika.
11 April, 2002
Besok aku berencana untuk mengajak Rika ke rumah. Aku sudah tidak sabar he he. Selamat malam, buku catatan. Sudah larut, aku mau tidur dulu.
12 April, 2002
Hari ini Rika ke rumahku. Papah dan Mamah menyambut dengan ramah. Mereka mengobrol panjang lebar, dan membicarakan banyak hal. Mamah dan Rika terlihat sangat akrab. Papah juga sama, dia banyak bercanda dengan Rika. Rika terlihat senang dan selalu tertawa setiap kali mendengar candaan Papah he he. Dan, tentu saja aku pun senang melihat Rika senang.
18 April, 2002
Beberapa hari ini Papah jadi sering berkunjung ke toko. Biasanya hanya dua bulan sekali dia datang ke sini, itupun untuk memeriksa keadaan toko. Aku sangat senang, karena setiap kali Papah berkunjung, dia selalu membawa banyak makanan untuk kami he he. Rika juga terlihat senang, karena Papah selalu membuat dia tertawa terbahak-bahak dengan omongan yang lucu.
22 April, 2002
Ya Tuhan. Lagi-lagi aku dibuat bahagia. Hari ini Rika menginap di rumah kami! Papahku yang menyarankan ini, karena Papah kasihan melihat Rika yang setiap hari pulang malam dari toko. Oh iya, aku lupa memberitahu, sekarang Rika sudah resmi bekerja di toko mainanku he he. Mamah juga setuju dan senang saat tahu Rika akan menginap di rumah kami.
18 Mei, 2002
Maafkan aku ya, buku catatan. Sudah hampir sebulan ini aku tidak menggunakanmu untuk menulis. Bukannya aku malas dan tidak mau, tapi ini disebabkan karena hari-hariku belakangan ini sangatlah tidak baik. Bulan Mei tahun ini adalah bulan yang paling berduka sekaligus menyenangkan dalam hidupku selama 28 tahun. Hal yang membuatku bahagia, Rika sudah rutin menginap di rumah kami. Sekarang aku bisa bertemu dengannya setiap saat. Sedangkan hal yang membuatku sedih, sudah dua minggu lebih ini Mamah tidak berada di rumah. Terakhir kali Mamah ada di rumah yaitu tanggal 3 Mei. Papah bilang, Mamah sedang berada di Albania, untuk mengunjungi kakek dan nenek. Aku sedih, karena Mamah tidak sempat pamit padaku, padahal tadinya aku ingin menitipkan salam pada kakek dan nenek.
Oh iya, Papah juga menyuruhku untuk tidak khawatir dan tidak usah menunggu kedatangan Mamah di rumah, karena Mamah sangat merindukan kakek dan nenek, jadi pulangnya pun tidak akan menentu.
Aku sangat rindu Mamah.
15 September, 2002
Rika dan Papah menikah. Sebelumnya Papah berkata padaku, "Xhaevulach anakku, jika kamu ingin bertemu Rika setiap hari, dan ingin Rika tinggal di rumah kita selamanya, maka tidak ada cara lain, selain Papah menikah dengan Rika. Kamu mau kan?" Aku tidak mengerti apa yang diucapkan Papah waktu itu, tapi aku langsung mengangguk setuju, supaya bisa melihat Rika setiap hari he he. Papah adalah orang pintar, dia juga seorang professor di tempat kuliah, makanya Papah selalu benar dan tidak akan pernah salah. Aku selalu percaya pada Papah.
Oh iya, buku catatan, aku lupa memberitahu. Setiap hari, aku selalu merindukan Mamah. Dia belum juga kembali dari Albania.
20 Februari, 2003
Rika sudah melahirkan anak. Dan....... he he.
Sekarang aku sudah resmi menjadi kakak tiri dari anaknya Rika! Terima kasih Tuhan, karena Engkau telah mempertemukanku dengan Rika, dan telah memberikan seorang bayi kecil di keluarga kami. Sejak dulu aku memang bercita-cita mempunyai adik.
Mamah masih belum pulang. Akhir-akhir ini aku jadi sulit tidur karena selalu memikirkan beliau.
13 Januari, 2004
Kemarin, tanggal 12 Januari, aku merayakan ulang tahunku yang ke-30! Aku merasa senang sekaligus sedih. Senang karena akhirnya aku sudah resmi berumur 30 tahun, dan sedih karena ini kedua kalinya Mamah tidak menghadiri ulang tahunku. Apa mungkin sekarang Mamah sudah lupa tanggal kelahiranku? Aku jadi ingat, saat masih kecil dulu, Mamah selalu memberikan kejutan dan hadiah yang sangat aku suka. Nanti saat Mamah ulang tahun, aku berencana memberi dia hadiah foto. Foto yang ada di kamarku, yaitu foto aku dan Mamah saat merayakan pesta ulang tahunku yang ke-14. He he.
25 Mei, 2004
Sudah lama sekali, toko mainanku jarang ada pembeli. Mungkin dalam sehari, hanya ada dua orang anak saja yang membeli mainan. Aku merasa kesepian semenjak Rika tidak lagi membantuku di toko. Aku juga sangat, sangat merindukan Mamahku. Aku sudah sering mengiriminya surat, tapi Mamah belum pernah membalas. Aku khawatir, jangan-jangan ada apa-apa dengan kakek dan nenek di sana. Aku juga khawatir Mamah sakit, karena cuaca di sana sangat dingin. Aku juga takut Mamah tidak akan pulang ke sini lagi, karena terlalu betah tinggal di sana. Aku selalu memikirkan Mamah setiap hari, aku yakin mamah juga memikirkanku setiap hari. Dia sangat sayang padaku, dan tidak pernah sekali pun memarahiku. Aku sayang Mamah. Aku harap, semoga dia baik-baik saja di Albania.
--xxx--
NB: Tulisan ini dibuat pada tahun 2012, ketika Son Agia sedang butuh duit, dan melihat pamflet perlombaan cerpen yang ada di kampus. Dikarenakan sangat sangat sangat butuh duit (pengen ngerokok), dia mencoba ikut berpartisipasi dalam ajang tersebut. Namun sayangnya, panitia dan juri-juri menolak dan menggagalkan cerita ini, dengan alasan tidak sesuai tema.
NB2: Pakyu, Panitia.
NB3: Pakyu, Juri-juri.
Duh sayang banget kang sudah tamat padahal sudah tidak pengen baca lagi saya, ahi hi hi.
ReplyDeleteOke deh siap, Kang. Ahi hi hi.
DeleteSekarang aku sudah menjadi seorang kakak tiri dari anak Rika.
ReplyDeleteJadi sebenarnya anda nikah atau tidak dgn si riki eh rika?
Tidak, aku sebenarnya nikah dengan Niki eh Nikita.
DeleteCoklat gimana kabarnya Coklat..
Udah waras
Deletememangnya tema-nya apa sih? *jadi penasaran sama tema bukan sama ceritanya* - terus ditimpuk...
ReplyDeleteTema-nya: "Pengalaman Yang Paling Seru dan Membahagiakan Bersama Keluarga (Non-fiksi)" gitu deh, mbak Ria :-t
DeleteSon, namanya keceh gtu. padahal sbenernya Saepulah kan? keren penulisan namanya. :D
ReplyDeletehahaha.
btw, tebel jg diary cerpennya son.
Iya, Teh Rahayu. Emang tebel, setebal rasa sayangku ke kamu...
DeleteWahh yang namanya cerit pendek gak pernah ada yang pendek ya :) Itu namanya keren tuh kece penulisannya :D Saepuloh . Saep kasep sumpah demi allah :D
ReplyDeleteYa Allah, ada apa ini...
DeleteKang Effendi, damang?
Haha iya sekilas aku baca namanya jadi saefulah *maaf salah fokuus*
ReplyDeleteJangan salah fokus. Fokuslah ke aku, Laili..
Deletenama Xhaevulach, iya kalo lidah keceletot bakalan jadi saefulloh, mantep nih agia... hahahaha
ReplyDeletenama Xhaevulach, sejarahnya menarik, diambil dari tiga negara: albania, rumania, and polandia....
Hehehehehehehe... :d
Lumayan lucu juga nih agia... eh lucu bingit deh... apalagi yang nama saefulloh hehehehe :D
Lebih keren Diar ahh..
DeleteGimana nih... Katanya mau ngasih jodoh yang mukanya mirip Laudya Chyntia Bella..
Tukeran mendingan, sama cewek yang mukanya mirip Mbak Tamara Bleszinky wkwkwkwkwkwkwkwkw hehehehehe soalnya saya juga jomblo :D
DeleteItu namanya nggak bisa diubah ya? Keseleo lidah bacanya...hehehe...
ReplyDeleteTa' kira itu semacam diary pribadi ternyata fiksi, padahal udah ada di judul ya tulisan cerpin, tapi beneran kayak curhat aja gitu :)
btw ini kunjungan perdana + follow, salam kenal ya, kalo berkenan follow balik :)
Oke salam kenal. Pasti difollow.
DeleteIni si Xhaevulach kelewat polos atau apa ya? Diketawain bukannya sedih malah bahagia. Berpikir positif gitu dia. Ya ampun dia baik banget. Dan akhirnya Rika nikah sama Papanya? Holyshit! Cerpen ini sedih. Sialaaaaaan :(
ReplyDeleteKalo saya lebih sedih ngelihat muka kamu, Cha.
DeleteAaah, ini apa-apaan? Masa pacar malah diembat bokap sendiri, cees. Nggak tega. Kasian si Xhaevulach. (ini ngetiknya harus nyontek ke atas dulu)
ReplyDeleteAstaga, cees..
DeleteKebiasaan nyontek anak SMA masih belum hilang..
Saepul... Saepul ....
ReplyDeletePantas saja kau gak menang, jurinya sudah melakukan hal benar.
Bisa-bisanya Bapak nikung anaknya sendiri, harusnya Saipul balas dendam ganti nikung Bapaknya ini.
Balas dendam memang bagus, tapi lebih bagus Balas SMS mantan..
DeleteAku malah gak bisa bikin cerita hehhheheh, bagus ini buat latihan nulis
ReplyDeleteWalaupun gak bisa bikin cerita, tapi kamu bisa kan bikin aku bahagia?
DeleteYaaa kok ga jadi sama Saipulah malah sama bapaknya ... gimana nih si bapak *timpuk pake buku dagangannya yg paling tebel
ReplyDeleteJangan pake buku dagangan, mbak. Mending pake buku SiDu aja..
DeleteAsem ._. baru nyadar setelah baca, Xhaevulach itu Saepulah :( bisa begitu ya ._. kwkw
ReplyDeleteEnggak. Beda kok, cees Febri..
DeleteXhaevulach panggilan nya ga ada yang enak, antara panggil bang ipul atau bang buloh kali yah :)
ReplyDeleteaneh kok si cewe nya malah kawin sama bapak nya gitu? polos banget si ipul tuh
Kang Hendri, dukung tim apa di EURO 2016 ini?
DeleteYa Alloh......mpe ga bisa berkata kata bacanya, jadi rika ini naksir 'aku'
ReplyDeleteTapi akhirnya digaet bapakny aku hhhhhhhhh
Kasian ibunya dunk
Hehe Iya, Teh Nita. Kenapa gak bisa berkata-kata Teh? Apakah karena aitus ini angker dan ada penghuni astral nya? Haha.
Deleteaduh tragis banget kenapa papa nikah sama Rika? pantes mama gak pulang2.. ceritanya Xhaevulah ini bagus, iya kenapa juri gak menangin ya, mgkn jurinya gak mau yg sedih2 :D
ReplyDeleteKehidupan saya juga tragis, Teh. Sayajuga pernah ditinggal...... Ahhh
Deletekamu ditolak karena bikin galau panitia dan juri son hahaha
ReplyDeleteciyan hidupnye si saepul eh xhaevul
Ngomong2 soal ditolak, saya juga pernah ditolak, belasan kali. Oleh beberapa mahasiswi..
DeleteHahahahahahahahahaha nangis...
yah si rika ditikung sama bokapnya
ReplyDeleteThanks for visiting, Teh Mila.
DeleteCie Agia, berbakat nih jadi penulis cerpen. Bikin versi ala-ala sinteron stripping dong hahahha
ReplyDeleteGak ah, ntar takut diboikot ama Dude Herlino. Si ganteng.
DeleteSama dong aku kayak si Indra. Pas baca di awal..deeuh ini mah namanya Saiful. Hahaha. Btw, itu ekplorasi konflik batinnya mungkin perlu lebih di gali...misal pesaraannya si aku saat si Rika jadian sama papahnya. Di sini kesannya si aku ini cuek si Rika nikah sama papahnya. Atau emang sebenernya si aku ngga suka ama Rika?
ReplyDeleteNamanya Xhaevulach, Teh. Makhluk paling suci se-eropa Hehe.
Deleteanjitt ekstrim bgt ni anak ahahaha
ReplyDeletekasih emot gini gi, biar greget ke panitianya hahaha
┌П┐(►˛◄)┌П┐
┌П┐(︶へ︶ メ)
lagi lu dodol juga sih pake salah tema, walaupun story lu udah oke
Ya Ampun, ada Aliando berkunjung kesini. Mimpi apa aku semalam...
DeleteIde nama xhaevulah-nya unik mas. Susah juga tapi bacanya ya :3
ReplyDeleteAku tebak, penulisnya darah O ya? :3 kwkwk
Iya emang O. Eh kok bisa tahu?
DeleteIpul, mengapa mamahmu meninggalkanmu dalam keadaan seperti itu? Apa dia malu punya anak sepertimu? Seharusnya dia membawamu serta kalau menyayangimu. Memang papahmu sepertinya kejam ya, hanya menjadikanmu penjaga toko kemudian menghianatimu, tapi hanya dia satu-satunya orang yang masih mau merawat dan menerimamu. Gimana dong?
ReplyDeleteSaran saja ya, kamu harus pergi menemui orang-orang yang mengerti keadaanmu supaya hidupmu lebih berarti dan ketulusanmu dihargai :)
* Baca ini jadi ingat forrest gump, hehe
Maaf baru bisa bales, mbak.
DeleteIya mbak, sarannya ntar disampaikan ke Xhaev hihi
Eh, kirain nama dari mana gitu, ternyata ....
ReplyDeleteTernyata eh ternyata... Judi itu diharamkan.. Karena eh karena...
Deletewah wah wah, gue jadi iba.. mindblowingnya penuh konflik ya. dari bandung, sampai albania. dari anak, sampe bapak yang kawin sama rika..
ReplyDeleteDari Jeverson sampe Jombloson.
Deletecerpenya agak sedih gimana gitu.
ReplyDeletelha malah kawin sama bapaknya..
wah ditolak tah, salan juga ya lagi butuh butuhnya duit juga.
mau komentar baca koment koment diatas jadi bingung kebanyakan udah diatas.
Iya, cees. Lagi butuh duit.
DeleteGak apa cees, kehadiranmu pun sudah membuatku bergairah.
Ngomongin soal buku catatan, daku juga punya buku diare gitu waktu jaman SD, SMP, sampe SMA, tapi habis itu sudah deh gak pernah lagi, kini beralih ke blog curhatnya, hehehhe
ReplyDeleteIya Blog kan lebih simple haha.
DeleteXhaevulach? Leh uga namanyaaaaa. Saefuloh versi kece yaaa x)
ReplyDeleteNggak, Teh. Aku yang kece mah..
Deleteitu cerpen apa novel bro, puuaaanjang amat giti..
ReplyDeletePendek ini mah, cees. Sependek hubunganmu dengan mantan pacar.
DeleteSaya bacanya entar aja ya, pas mau buka. Bookmark dulu, nyuci dulu
ReplyDeleteOke siap laksanakan, ceesku hehe.
DeleteBoleh juga caranya kalau suka dan pingin ketemu tiap hari suruh aja gebetannya nikah sama bokapnya. Kepikiran ide brilian gini dari mana coba?
ReplyDeleteDari alter ego yang kumiliki...
DeleteHaha.
Wait, aku jadi penasaran.
ReplyDeleteKenapa 'aku' alias yang nulis diary (maaf gak nyebut namanya karena tulisannya susah dan mau naikin kursor ke atas capek, terlalu lama karena bacanya ini di smartphone *alasan) itu mengiya-iyakan saja papanya mau menikahi Rika?
Lalu, kalau Rika yang awalnya menembak si tokoh 'aku' itu untuk jadi pacarnya, kenapa jadi mau nikah sama ayahnya si tokoh 'aku' ya?
Dua itu yang jadi bikin penasaran.
Boleh dijawab Kak?
WALAAH.... itu Rikanya...... pacaran sama tokoh utama lelakinya, tapi... nikahnya sama bapaknya..
ReplyDeletedan.. bapaknya kok woles gitu ya... duh ini tikung menikung yang sangat tidak diperbolehkan :( sediiih
Haha emang ada gitu tikung-menikung yang dibolehkan?
DeleteBtw, thanks ya Han, udah berkunjung..
Sebentar, aku bacanya agak bingung. Nama yang aneh dan sungguh aneh. Walau nama itu nama hebat untuk orang luar negeri. Itu Rika jadi ibu tiri kah ? atau cuma sekedar istri simpanan ? sebentar aku baca ulang lagi biar tambah bingung. Mungkin ada benarnya juga jika panitia menolaknya :)
ReplyDeleteHaha. Bisa aja kau, cees Djangkaru.
DeleteTwistnya keren menurut gua. Cuma karakternya utamanya keliatan kayak anak umur 17 tahun. Cara berceritanya bukan kayak orang dewasa. Itu sih yg menurut gua kurang pas.
ReplyDeleteThanks penilaiannya, cees Tata.
DeleteTapi coba deh lihat karakternya dari sudut yang berbeda hehe :)
mohon maaf lahir batin mas admin :)
ReplyDeleteSama-sama, Kang.
DeleteHmm, yang ini cara ceritanya mirip seperti jurnal pribadi :D
ReplyDeleteOh iya, tentang word verification..
Gw dah cek di setting, dan gak setel 'on' di word verifi itu kok. Suwer. Gw ga ngerti kenapa klo lo komen di blog gw dapet word veri itu.
Iya nih, neng White Little Bubble. Kayanya akun saya dianggap spam. Maklum, muka saya abstrak kaya angin hahai
DeleteCeritanya bagus dan enak di baca, sepertinya jadi BETAH nich di sini..
ReplyDeleteKebetulan nama depannya sama (sama-sama SON) boleh kan kasih masukan (tepatnya request :D ) Aku kan suka tema silat, kalau bisa bikin cerpen cersil gitu mas, soalnya mas SON ini punya bakat jadi penulis hebat.
Ditunggu ya requestnya :)
Haha bisa aja nih, Bang Sonny.
DeleteKebetulan, pernah juga sih kepikiran bikin cerita kaya gitu. Mudah-mudahan kesampaian. Sebenernya saya gak terlalu suka nulis sih Bang, kecuali kalo lagi kurang kerjaan aja. Thanks udah mau berkunjung.
Amin mas..semoga cepat terlaksana..hehe
ReplyDeleteMas nulis saat sedang ga ada kerjaan aja sudah bagus apalagi kalau di seriuson dan di tekuni pasti hasilnya luar biasa.
Oke thanks, bang Sonny.
DeleteNama tokohnya susah...kasian yang ngetik KTP☺ Son, ini ceritanya anak yang mengalami keterbelakangan mental, tapi punya bakat nulis gitu yaa...
ReplyDelete